Dibawah ini adalah salah satu kesempurnaan tata bahasa alquran dari ragam ragam bentuk kalimat sempurna berupa potongan potongan / bagian bagian kalimat sempurna yang menjadi satu kesatuan utuh didalam satu ayat 69 pada surat 5(almaidah)dan dapat digunakan baik secara masing masing terpisah maupun secara satu kesatuan utuh menurut contoh yang terdapat dalam alquran menurut pola rasulNya semata dan kesemuanya itu adalah bentuk kalimat sempurna yang tidak ada yang tidak berguna/sia sia.

إِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصّٰبِـُٔوْنَ وَالنَّصٰرىٰ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ وَعَمِلَ صٰلِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna                                                                      
= Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shaabi uun dan orang-orang Nasrani,  siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
Almaidah(5;69)

Kalimat campuran sempurna
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan kalimat.

A. Kalimat campuran sempurna dengan menggunakan اِنَّ  -inna dan tidak menggunakan كَانَ -kaana  
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat dan secara keseluruhan menggunakan  اِنَّ  -inna  dan tidak menggunakan كَانَ - kaana. 
   
Contoh A:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi, siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana. 

الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ 
-->menjadi "pokok kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada)   
lladziina aamanuu wa lladziina haaduu.
orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ 
 -->menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar)  dan juga merupakan kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana. 

B. Kalimat campuran sempurna yang merupakan Kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.

Contoh B : 
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا  
--> menjadi "pokok kalimat"(istilah pesantrenan=mubtada`)  dan juga merupakan kalimat syarath bagi kalimat jawab syaratnya
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh

فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ  
--> menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar)  dan juga merupakan kalimat jawab syarath bagi kalimat syarathnya.
fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.

C. kalimat campuran sempurna yang tidak menggunakan  اِنَّ  -inna dan كَانَ -kaana 
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat dan secara keseluruhan tidak menggunakan  اِنَّ  -inna  dan كَانَ - kaana.

Contoh C: 
وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= dan ashshaabi uun serta orang-orang Nasrani siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
الصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى  
-->menjadi "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada)
alshshaabiuuna wa lnnashaara.
ashshaabi uun serta orang-orang Nasrani.

مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ  
-->menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) dan juga merupakan kalimat syarath dan kalimat jawab syarath
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.

Potongan potongan atau bagian bagian tata bahasa alquran diatas membentuk menjadi satu kesatuan utuh kalimat sempurna:

A + B + C = Kalimat sempurna:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ                                  Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna                  

= Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shaabi uun dan orang-orang Nasrani,  siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
Almaidah(5;69)

Dengan demikian menjadi terbukti bahwa bukan lah suatu kesalahan dan ketidak sempurnaan kalau sebuah kesempurnaan itu ialah Susunan teratur dalam keseluruhan bulat yang terbentuk dari potongan potongan atau bagian bagian tertentu yang masing masingnya saling melengkapi dan memfungsikan sesuai batasan batasannya(hukum), sehingga menjadi satu kesatuan utuh dimana kesemua komponennya itu tidak ada yang tidak berguna/sia sia.

Wassalaam....
   
Note: Mohon koreksinya apabila terjadi kesalahan yang tidak saya ketahui.     


«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


9 komentar:

mundo_idiot mengatakan...

PADA KETERANGAN NYA KENAPA MENGATAKAN BAHWA TIDAK SECARA KESELURUHAN MENGGUNAKAN INNA , SEDANGKAN TERSAMBUNG OLEH HURUF WAWU,
PADA KALIMAT PERTAMA MENUNJUKKAN INNA MEN -NASOP-KAN AAAMNU DAN HAA DUU,

DAN WASSHOOOBIUU )KALAU KEDUDUKANNYA SEBAGAI MUBTADA' MENGAPA WANNASHOORO TIDAK IKUT MUBTADA DAN ITU ADA TANDA NASOB DARI INNA,


SEMENTARA ITU SAJA DAN ALHAMDULIILAH AKU MENEMUKAN JAWABAN INI , DALAM PENJELAJAHANKU UNTUK JAWABAN INI SEBENARNYA INGIN TAU BETUL POLA KALIMAT WANNASHOORO 'APAKAH SEBAGAI ISIM NYA INNA ATAU MUBTADA'

SALAM KENAL SOBAT ,

RATTIL QURAN mengatakan...

Salam kenal juga ..

Terima kasih mas mundo atas pertanyaannya. Kalau pertanyaannya “kenapa”, maka jawabnya harus “karena”. Begitu ya.

Dalam hal ini pertanyaannya adalah:

"kenapa"mengatakan bahwa tidak secara keseluruhan menggunakan inna?

Jawabnya "karena" bukan hanya sebuah kalimat saja dalam alquran yang terdiri dari pecahan pecahan kalimat atau kata. Bahkan pecahan kalimat kalimat yang kelihatannya tidak sempurna pun, pecahan kelengkapannya terdapat pada potongan potongan / bagian bagian ayat ayat lainnya, itulah yang dimaksudkan oleh ayat ayat dibawah ini:

أَحْسَنَ تَفْسِيرًا(alquran) sebaik baik tafsir(25;33),

آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ayat ayat yang saling jelas menjelaskan(24;1),

dll.

Salah satunya huruf waw itulah yang berfungsi menjadi huruf penyerta atau penghubung.pada bagian bagian / potongan potongan kalimat / kata dalam alquran.

dengan demikian maka menjadi boleh membuat kalimat dengan kaedah i`rab yang berbeda didalam satu kalimat asalkan harus berupa kalimat sempurna menurut contoh seperti surat maidah ayat 69 tersebut.

Kalau kaedah tata bahasa arab?? i dnt nw.

Adapun "nashaara" , kalau kita lihat dari ayat

وَمِنَ الَّذينَ قالوا إِنّا نَصٰرىٰ أَخَذنا ميثٰقَهُم فَنَسوا حَظًّا مِمّا ذُكِّروا بِهِ

(5;14)

نَصٰرىٰ -nashaaraa adalah bentuk jamak dari نَصْرَانٌ -nashraanun, dimana alquran menggunakannya dengan menyisipkan يّ -"ya bertasdid" / "ya nisbah" diakhir isim tersebut yaitu نَصْرَانِيٌّ -nashraaniyyun.dan kalau dikamus نَصٰرىٰ -nashaaraa adalah bentuk jamak dari نَصْرَانِيٌّ -nashraaniyyun.



Dalam hal ayat 69 pada surat almaidah, اَلنَّصٰرٰى - annashaaraa adalah marfu`dan manthuf oleh waw maka ikut menjadi mubtada` dan bukan isim inna sekaligus dalam penggunaaannya baik manshub maupun majzhum adalah mabniy(absolut) / tetap begitu.



Kembali..begitulah kesempurnaan tata bahasa alquran dari potongan potongan / bagian bagian lain menjadi satu kesatuan utuh dimana komponen komponen baik kata maupun kalimat yang berbeda saling memfungsikan dan melengkapi sampai menjadi satu kesatuan utuh maknanya. Hal itu untuk memudahkan kita memecahkan / menguraikan kembali ayat ayat alquran sebagai bentuk percakapan yang dituliskan. Harap maklum.

Note kalau ada kesalahan tolong diluruskan. Saya juga perlu yang jauh lebih mantap penjelasannya.

Wassalam

Anonymous mengatakan...

Ahmad Abrar Rangkuti. Cukup Jelas Penjelasannya. Terima Kasih

Ahmad Abrar Rangkuti, S.Pd.I., M.A mengatakan...

Penjelasannya Cukup Jelas. Terima Kasih

mundo_idiot mengatakan...

@RATTIL QURAN
Sukron atas replay nya, Hal ini sebagai tambahan reference dimana Aku selama ini masih muter nyariin jawaban , sampai Aku yang Bodoh ini maksud,
tempo hari aku coba buka ba'du masail dengan Temen Pondok tapi hasilnya Nihil , jadi aku balik lagi ke blog ini , Pokoknya sementara ini ku hanya bisa bilang iya dulu Mas he he , semoga ALLAH menunjukan /membukakan Pintu hati ini sampai Aku yang bodoh ini benar2 mengerti ,

Ayruel mengatakan...

Assalaamu alaykum

Inallladzinna sshoobiuuna.....no problem
Innas shoobiinal ladziina....no problem sbg contoh
azzunar 17

itu cuma kelihaian pengembalian kata...

Wassalam

ayruel mengatakan...

ma'af..salah-salah ketik...moga dimengerti aja..
belakangan ini sibuk ..jadi mohon ma'af juga agak terlambat jawabnya

RATTIL QURAN mengatakan...

Maaf kepada mas ayruel...sudah saya cari diseluruh ayat ayat dalam alquran, Tidak ada penggunaan jumlah shilah seperti ini "Innallladziina sshoobiuuna". Dalam alquran selalu menggunakan kata kerja seperti contoh alladziina aatainaa humul kitaaba dst. tolong berikan saya contoh dalam alquran ataupun hadits yang setelah alladziina langsung menggunakan "kata benda" dan tidak menggunakan kata kerja..Maaf, azzunar 17 masih menggunakan kata kerja اجْتَنَبُوا- ijtabuu dan sebagai subjectnya adalah الطَّاغُوتَ -aththaaghuutu

Untuk saudaraku mundo_idiot, Seperti yang telah dijelaskan alquran bahwa kalau kalian menemukan perselisihan hendaknya kembali ke Allah yang telah menurunkan alquran dimana dalam kaitan dengan bahasan surat maidah 69, ini sebagai contoh bagi kitab manapun termasuk "ba'du masail".

Wassalam...

ayruel mengatakan...

Assalaamu alaykum
ini yang saya bingungkan.....yang saya pahami dari artikel orang2 lucu di faihfreedom tersebut adalah mereka menyalahkan :

yang satu --->assoobiuuna
yang lain --->Assoobiina

sedangkan assobiuuna ,,,bukankah itu faa'il?
dan bagaimana dengan Haaduu dan aamanuu?

nah permasalahan muncul ketika ayat lain berbunyi Asshoobiina...dengan susunan kalimat yang sama...kalau hanya itu..sudah dijawab azzumar 15(ma'af salah lagi sebelumnya):

فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
[39:15] Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia1310. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

الْخَاسِرِينَ apakah ini faa'il?

semoga bermanfaat ,dan Wassalam

PEMECAHAN SURAT ALMAIDAH(5;69)


Dibawah ini adalah salah satu kesempurnaan tata bahasa alquran dari ragam ragam bentuk kalimat sempurna berupa potongan potongan / bagian bagian kalimat sempurna yang menjadi satu kesatuan utuh didalam satu ayat 69 pada surat 5(almaidah)dan dapat digunakan baik secara masing masing terpisah maupun secara satu kesatuan utuh menurut contoh yang terdapat dalam alquran menurut pola rasulNya semata dan kesemuanya itu adalah bentuk kalimat sempurna yang tidak ada yang tidak berguna/sia sia.

إِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصّٰبِـُٔوْنَ وَالنَّصٰرىٰ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ وَعَمِلَ صٰلِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna                                                                      
= Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shaabi uun dan orang-orang Nasrani,  siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
Almaidah(5;69)

Kalimat campuran sempurna
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan kalimat.

A. Kalimat campuran sempurna dengan menggunakan اِنَّ  -inna dan tidak menggunakan كَانَ -kaana  
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat dan secara keseluruhan menggunakan  اِنَّ  -inna  dan tidak menggunakan كَانَ - kaana. 
   
Contoh A:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi, siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana. 

الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ 
-->menjadi "pokok kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada)   
lladziina aamanuu wa lladziina haaduu.
orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ 
 -->menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar)  dan juga merupakan kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana. 

B. Kalimat campuran sempurna yang merupakan Kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat syarath dan kalimat jawab syarath.

Contoh B : 
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا  
--> menjadi "pokok kalimat"(istilah pesantrenan=mubtada`)  dan juga merupakan kalimat syarath bagi kalimat jawab syaratnya
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan.
siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh

فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ  
--> menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar)  dan juga merupakan kalimat jawab syarath bagi kalimat syarathnya.
fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna.
maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.

C. kalimat campuran sempurna yang tidak menggunakan  اِنَّ  -inna dan كَانَ -kaana 
ialah kalimat sempurna yang potongan potongan atau bagian bagiannya merupakan unsur "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada) dan "Keterangan Kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) yang juga merupakan  kalimat dan secara keseluruhan tidak menggunakan  اِنَّ  -inna  dan كَانَ - kaana.

Contoh C: 
وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= dan ashshaabi uun serta orang-orang Nasrani siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
الصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى  
-->menjadi "Pokok Kalimat"(istilah pesantrenan=Mubtada)
alshshaabiuuna wa lnnashaara.
ashshaabi uun serta orang-orang Nasrani.

مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ  
-->menjadi "keterangan kalimat"(istilah pesantrenan=khabar) dan juga merupakan kalimat syarath dan kalimat jawab syarath
man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna
= siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.

Potongan potongan atau bagian bagian tata bahasa alquran diatas membentuk menjadi satu kesatuan utuh kalimat sempurna:

A + B + C = Kalimat sempurna:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ                                  Inna lladziina aamanuu wa lladziina haaduu wa lshshaabiuuna wa lnnashaara man aamana bi llaahi wa lyaumi l aakhiri wa `amila shaalihan fala khaufun `alaihim walaa hum yahzanuuna                  

= Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shaabi uun dan orang-orang Nasrani,  siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir serta berbuat saleh, maka tidaklah khawatir atas mereka dan tidak (pula) mereka gundah gulana.   
Almaidah(5;69)

Dengan demikian menjadi terbukti bahwa bukan lah suatu kesalahan dan ketidak sempurnaan kalau sebuah kesempurnaan itu ialah Susunan teratur dalam keseluruhan bulat yang terbentuk dari potongan potongan atau bagian bagian tertentu yang masing masingnya saling melengkapi dan memfungsikan sesuai batasan batasannya(hukum), sehingga menjadi satu kesatuan utuh dimana kesemua komponennya itu tidak ada yang tidak berguna/sia sia.

Wassalaam....
   
Note: Mohon koreksinya apabila terjadi kesalahan yang tidak saya ketahui.     


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

9 komentar:

mundo_idiot mengatakan...

PADA KETERANGAN NYA KENAPA MENGATAKAN BAHWA TIDAK SECARA KESELURUHAN MENGGUNAKAN INNA , SEDANGKAN TERSAMBUNG OLEH HURUF WAWU,
PADA KALIMAT PERTAMA MENUNJUKKAN INNA MEN -NASOP-KAN AAAMNU DAN HAA DUU,

DAN WASSHOOOBIUU )KALAU KEDUDUKANNYA SEBAGAI MUBTADA' MENGAPA WANNASHOORO TIDAK IKUT MUBTADA DAN ITU ADA TANDA NASOB DARI INNA,


SEMENTARA ITU SAJA DAN ALHAMDULIILAH AKU MENEMUKAN JAWABAN INI , DALAM PENJELAJAHANKU UNTUK JAWABAN INI SEBENARNYA INGIN TAU BETUL POLA KALIMAT WANNASHOORO 'APAKAH SEBAGAI ISIM NYA INNA ATAU MUBTADA'

SALAM KENAL SOBAT ,

RATTIL QURAN mengatakan...

Salam kenal juga ..

Terima kasih mas mundo atas pertanyaannya. Kalau pertanyaannya “kenapa”, maka jawabnya harus “karena”. Begitu ya.

Dalam hal ini pertanyaannya adalah:

"kenapa"mengatakan bahwa tidak secara keseluruhan menggunakan inna?

Jawabnya "karena" bukan hanya sebuah kalimat saja dalam alquran yang terdiri dari pecahan pecahan kalimat atau kata. Bahkan pecahan kalimat kalimat yang kelihatannya tidak sempurna pun, pecahan kelengkapannya terdapat pada potongan potongan / bagian bagian ayat ayat lainnya, itulah yang dimaksudkan oleh ayat ayat dibawah ini:

أَحْسَنَ تَفْسِيرًا(alquran) sebaik baik tafsir(25;33),

آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ayat ayat yang saling jelas menjelaskan(24;1),

dll.

Salah satunya huruf waw itulah yang berfungsi menjadi huruf penyerta atau penghubung.pada bagian bagian / potongan potongan kalimat / kata dalam alquran.

dengan demikian maka menjadi boleh membuat kalimat dengan kaedah i`rab yang berbeda didalam satu kalimat asalkan harus berupa kalimat sempurna menurut contoh seperti surat maidah ayat 69 tersebut.

Kalau kaedah tata bahasa arab?? i dnt nw.

Adapun "nashaara" , kalau kita lihat dari ayat

وَمِنَ الَّذينَ قالوا إِنّا نَصٰرىٰ أَخَذنا ميثٰقَهُم فَنَسوا حَظًّا مِمّا ذُكِّروا بِهِ

(5;14)

نَصٰرىٰ -nashaaraa adalah bentuk jamak dari نَصْرَانٌ -nashraanun, dimana alquran menggunakannya dengan menyisipkan يّ -"ya bertasdid" / "ya nisbah" diakhir isim tersebut yaitu نَصْرَانِيٌّ -nashraaniyyun.dan kalau dikamus نَصٰرىٰ -nashaaraa adalah bentuk jamak dari نَصْرَانِيٌّ -nashraaniyyun.



Dalam hal ayat 69 pada surat almaidah, اَلنَّصٰرٰى - annashaaraa adalah marfu`dan manthuf oleh waw maka ikut menjadi mubtada` dan bukan isim inna sekaligus dalam penggunaaannya baik manshub maupun majzhum adalah mabniy(absolut) / tetap begitu.



Kembali..begitulah kesempurnaan tata bahasa alquran dari potongan potongan / bagian bagian lain menjadi satu kesatuan utuh dimana komponen komponen baik kata maupun kalimat yang berbeda saling memfungsikan dan melengkapi sampai menjadi satu kesatuan utuh maknanya. Hal itu untuk memudahkan kita memecahkan / menguraikan kembali ayat ayat alquran sebagai bentuk percakapan yang dituliskan. Harap maklum.

Note kalau ada kesalahan tolong diluruskan. Saya juga perlu yang jauh lebih mantap penjelasannya.

Wassalam

Anonymous mengatakan...

Ahmad Abrar Rangkuti. Cukup Jelas Penjelasannya. Terima Kasih

Ahmad Abrar Rangkuti, S.Pd.I., M.A mengatakan...

Penjelasannya Cukup Jelas. Terima Kasih

mundo_idiot mengatakan...

@RATTIL QURAN
Sukron atas replay nya, Hal ini sebagai tambahan reference dimana Aku selama ini masih muter nyariin jawaban , sampai Aku yang Bodoh ini maksud,
tempo hari aku coba buka ba'du masail dengan Temen Pondok tapi hasilnya Nihil , jadi aku balik lagi ke blog ini , Pokoknya sementara ini ku hanya bisa bilang iya dulu Mas he he , semoga ALLAH menunjukan /membukakan Pintu hati ini sampai Aku yang bodoh ini benar2 mengerti ,

Ayruel mengatakan...

Assalaamu alaykum

Inallladzinna sshoobiuuna.....no problem
Innas shoobiinal ladziina....no problem sbg contoh
azzunar 17

itu cuma kelihaian pengembalian kata...

Wassalam

ayruel mengatakan...

ma'af..salah-salah ketik...moga dimengerti aja..
belakangan ini sibuk ..jadi mohon ma'af juga agak terlambat jawabnya

RATTIL QURAN mengatakan...

Maaf kepada mas ayruel...sudah saya cari diseluruh ayat ayat dalam alquran, Tidak ada penggunaan jumlah shilah seperti ini "Innallladziina sshoobiuuna". Dalam alquran selalu menggunakan kata kerja seperti contoh alladziina aatainaa humul kitaaba dst. tolong berikan saya contoh dalam alquran ataupun hadits yang setelah alladziina langsung menggunakan "kata benda" dan tidak menggunakan kata kerja..Maaf, azzunar 17 masih menggunakan kata kerja اجْتَنَبُوا- ijtabuu dan sebagai subjectnya adalah الطَّاغُوتَ -aththaaghuutu

Untuk saudaraku mundo_idiot, Seperti yang telah dijelaskan alquran bahwa kalau kalian menemukan perselisihan hendaknya kembali ke Allah yang telah menurunkan alquran dimana dalam kaitan dengan bahasan surat maidah 69, ini sebagai contoh bagi kitab manapun termasuk "ba'du masail".

Wassalam...

ayruel mengatakan...

Assalaamu alaykum
ini yang saya bingungkan.....yang saya pahami dari artikel orang2 lucu di faihfreedom tersebut adalah mereka menyalahkan :

yang satu --->assoobiuuna
yang lain --->Assoobiina

sedangkan assobiuuna ,,,bukankah itu faa'il?
dan bagaimana dengan Haaduu dan aamanuu?

nah permasalahan muncul ketika ayat lain berbunyi Asshoobiina...dengan susunan kalimat yang sama...kalau hanya itu..sudah dijawab azzumar 15(ma'af salah lagi sebelumnya):

فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
[39:15] Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia1310. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

الْخَاسِرِينَ apakah ini faa'il?

semoga bermanfaat ,dan Wassalam