Bahasa Al-Quran merupakan bahasa lisan yang merekam percakapan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai bahasa lisan, maka tinggi rendah nada suara/intonasi suara(bukan berarti dilagukan) sangat mempengaruhi makna yang dikandungnya. Oleh karena itu, pengetahuan tatabahasa alqur`an akan membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Quran.
Dalam QS. al-Haqqah:40-43 diterangkan:
إِنَّهُ لَقَولُ رَسولٍ كَريمٍ ﴿٤٠﴾
40) Sesungguhnya Al Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (termasuk bahasanya)menjadi model bahasa percakapan Rasul yang mulia,
وَما هُوَ بِقَولِ شاعِرٍ ۚ قَليلًا ما تُؤمِنونَ ﴿٤١﴾ (41)
dan Al Qur'an itu bukanlah bahasa seorang penyair/penyanyi/pelantun lagu. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
وَلا بِقَولِ كاهِنٍ ۚ قَليلًا ما تَذَكَّرونَ ﴿٤٢﴾
42) Dan bukan pula bahasa tukang tenung/dukun. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadannya
تَنزيلٌ مِن رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٤٣
43) Ia adalah wahyu(termasuk bahasanya) diturunkan dari Tuhan pembimbing semesta alam.
jadi bahasa al-Qur'an adalah bahasa percakapan yang dituliskan dari Tuhan pembimbing alam semesta kepada rasul-Nya, yang dari segi bentuk maupun kandungannya mempunyai nilai yang sangat mulia. Al-Qur'an bukan termasuk bahasa semodel bahasa para sastrawan atau penyair/penyanyi yang terlalu berorientasi pada keindahan lahiriah/suaranya saja. Bahasa al-Qur'an juga bukan bahasa seperti bahasa para penyihir/dukun, karena bentuk bahasa model tersebut seringkali sulit dinalar dan tidak komunikatif. Biasanya, bahasa jenis ini memerlukan juru tafsir khusus. Kedua model bahasa tersebut hanya dimengerti oleh para tokoh dan juru tafsirnya. Pada budaya sastra waktu itu, semakin sulit dipahami oleh orang awam akan terasa semakin hebat, dan tentu saja semakin mahal harganya. Berbeda dengan Al-Quran, meski ia dinilai sebagai 'karya sastra' paling tinggi, namun ia masih bisa dimengerti oleh semua kalangan.
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


Tidak ada komentar:

bentuk/model bahasa alquran

Bahasa Al-Quran merupakan bahasa lisan yang merekam percakapan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai bahasa lisan, maka tinggi rendah nada suara/intonasi suara(bukan berarti dilagukan) sangat mempengaruhi makna yang dikandungnya. Oleh karena itu, pengetahuan tatabahasa alqur`an akan membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Quran.
Dalam QS. al-Haqqah:40-43 diterangkan:
إِنَّهُ لَقَولُ رَسولٍ كَريمٍ ﴿٤٠﴾
40) Sesungguhnya Al Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (termasuk bahasanya)menjadi model bahasa percakapan Rasul yang mulia,
وَما هُوَ بِقَولِ شاعِرٍ ۚ قَليلًا ما تُؤمِنونَ ﴿٤١﴾ (41)
dan Al Qur'an itu bukanlah bahasa seorang penyair/penyanyi/pelantun lagu. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
وَلا بِقَولِ كاهِنٍ ۚ قَليلًا ما تَذَكَّرونَ ﴿٤٢﴾
42) Dan bukan pula bahasa tukang tenung/dukun. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadannya
تَنزيلٌ مِن رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٤٣
43) Ia adalah wahyu(termasuk bahasanya) diturunkan dari Tuhan pembimbing semesta alam.
jadi bahasa al-Qur'an adalah bahasa percakapan yang dituliskan dari Tuhan pembimbing alam semesta kepada rasul-Nya, yang dari segi bentuk maupun kandungannya mempunyai nilai yang sangat mulia. Al-Qur'an bukan termasuk bahasa semodel bahasa para sastrawan atau penyair/penyanyi yang terlalu berorientasi pada keindahan lahiriah/suaranya saja. Bahasa al-Qur'an juga bukan bahasa seperti bahasa para penyihir/dukun, karena bentuk bahasa model tersebut seringkali sulit dinalar dan tidak komunikatif. Biasanya, bahasa jenis ini memerlukan juru tafsir khusus. Kedua model bahasa tersebut hanya dimengerti oleh para tokoh dan juru tafsirnya. Pada budaya sastra waktu itu, semakin sulit dipahami oleh orang awam akan terasa semakin hebat, dan tentu saja semakin mahal harganya. Berbeda dengan Al-Quran, meski ia dinilai sebagai 'karya sastra' paling tinggi, namun ia masih bisa dimengerti oleh semua kalangan.
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: