RANGKUMAN HASIL DISKUSI BAGIAN 4:KAEDAH TATA BAHASA ALQURAN TIDAK MENGIKUTI KAEDAH BAHASA ARAB
Ke Bagian : 1  2  3 
 Beralih ke Judul : BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?? 



by HILLMAN » Sun Oct 24, 2010 8:02 pm
Berulangkali saya menuliskan, janganlah mengurung akal dan pikiran anda di dalam kopiah.

Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas, seperti sudah saya contohkan pada diri anda tentang karya Shakespeare, banyak kata baru yang beliau invent dalam bahasa Inggris, tetapi tidak serta merta karya Shakespeare mewakili semua kaedah bahasa Inggris dan serta merta menciptakan bahasa baru, yaitu bahasa Shakespeare.
Demikianlah juga Quran yang sedang anda paksakan menjadi sebuah "timbangan" bagi seluruh bahasa Arab dan menjadi bahasa baru selain bahasa Arab.
Pada kenyataannya adalah sebaliknya, tatabahasa Arab justru yang menjadi batu uji dan timbangan bagi bahasa Arab yang tertulis di dalam Quran.

Tulisan anda mengenai wazan adalah seperti halnya anda menguraikan isi lautan hanya dengan melihat isi sebuah aquarium di sudut ruang tamu anda, dan anda berhalusinasi bahwa isi aquarium itulah lautan yang sebenarnya. Paham ?

Apakah anda tahu berapa banyak pola kata yang ada dalam bahasa Arab ? :lol:

Di bawah ini saya kutip karya Al Farra, beliau bernama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Ziyad bin Abdullah bin Manzur bin Marwan Al-Aslami Al Daylami Al-Kufi. Semua pembaca dapat melihat ulasan mengenai reputasi beliau di link-link ini http://republika.co.id:8080/koran/36/11 ... hli_bahasa http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A7%D9% ... 8%A7%D8%A1

Kemudian saya bawakan pada semua pembaca sebuah situs berbahasa Arab sebagai fakta obyektif yang mengabadikan tulisan-tulisan beliau dalam lamannya. Saya printscreen sebuah halaman yang mengutip karya beliau yang menggunakan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara, dari situs tersebut.

http://www.kl28.com/
Image

Saya perbesar printscreen kalimat yang memuat penggunaan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara dalam bahasa Arab.

Image

Ini adalah copy paste dari laman tersebut, perhatikan yang saya beri warna merah :


قوله: {إِذَا بُعْثِرَ}: في العاملِ فيها أوجهٌ أحدُها: 'بُعْثَرَ' نقله مكي عن المبرد وتقدّضم تحريرُه هذا قريباً في السورة قبلَها. والثاني: أنه ما دَلَّ عليه خبرُ 'إنَّ' أي: إذا بُعْثر جُوزوا. والثالث: أنه 'يَعْلَمُ'، وإليه ذهب الحوفيُّ وأبو البقاء. ورَدَّه مكيُّ قال: 'لأنَّ الإنسانَ لا يُرادُ بمنه العِلْمُ والاعتبارُ ذلك الوقتَ، وإنما يَعْتَبِرُ في الدنيا ويعلَمُ' وقال الشيخ: 'ولي بمتَّضِحٍ لأنَّ المعنى: أفلا يعلَمُ الآن.
وكان قد قال قبل ذلك: 'ومفعولُ يَعْلَمُ محذوفٌ وهو العاملُ في الظرفِ، أي: أفلا يعلم مآلَه إذا بُعْثِرَ' انتهى. فجَعَلها متعديةً في ظاهرِ قوله إلى واحدٍ، وعلى هذا فقد يُقال: إنها عاملةٌ في 'إذا' على سبيلِ أنَّ 'إذا' مفعولٌ به لا ظرفٌ إذ التقديرُ: أفلا يَعْرِفُ وقتَ بَعْثَرَةِ القبورِ. يعني أَنْ يُقِرَّ بالبعث ووقتِه، و'إذا' قد تصر‍َّفَتْ وخَرَجَتْ عن الظرفية، ولذلك شواهدُ تقدَّم ذكْرُها في غضونِ هذا التصنيفِ. الرابع: أنَّ العاملَ فيها محذوفٌ، وهو معفولٌ 'يَعْلَمُ' كما تقدَّم تقريرُه، أي: يعلمُ مآلَه إذا بُعْثِرَ. ولا يجوزُ ان يعملَ فيه 'لَخبيرٌ' لأنَّ ما في حَيِّز 'إنَّ' لا يتقدَّمُ عليها.
(14/390)


Tentunya dengan "kepandaian" anda, saya tidak perlu membacakan untuk anda bukan ?

Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ' - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Rupanya anda sudah menyerah untuk menunjukan kata يُقاَلَ - yuqaala dalam Quran sedangkan kata tersebut banyak tertulis dalam hadits-hadits, dan (maaf) Quran tidak cukup luas untuk memuat semua "kata" yang ada dalam tatabahasa Arab sehingga kata 'بُعْثَرَ' - bu'tsara pasti tidak ada di sana, jadi saya bawakan dari dunia nyata untuk anda.

Saya kutipkan untuk anda sebuah contoh ulasan hadits yang menggunakan kata kerja يُقاَلَ - yuqaala yang tidak dapat anda temukan dalam Quran.


إِنَّ بِلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلوُا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُناَدِيَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ قَالَ الرَّاوِيْ فِي آخِرِ هَذَا الْحَدِيْثِ: وَكاَنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ رَجُلاً أَعْمَى، لاَ يُناَدِيْ حَتَّى متفق عليه يُقاَلَ لَهُ: أَصْبَحْتَ، أَصْبَحْتَ


Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di waktu malam. Maka, makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum ber-adzan. Sang periwayat berkata di akhir hadits ini, Dan Abdullah bin Ummi Maktum adalah seorang lelaki yang buta, ia tidak ber-adzan sampai dikatakan padanya, “Telah tiba waktu subuh, telah tiba waktu subuh”.

Saya bertanya lagi, apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Btw, jangan mengulangi metode "surat penculik" untuk tulisan anda di atas, anda mengutip jawaban saya untuk pertanyaan berbeda, seakan-akan itulah jawaban saya untuk pertanyaan anda saat ini. Maaf, sebuah metode pembunuhan karakter yang sudah "basi". :lol:

Salam bagi semua yang berpikir tanpa pusing dan yang terpenting mau keluar dari halusinasi kesempurnaan tempurung kelapa.


 by pusing » Mon Oct 25, 2010 3:03 am
HILLMAN wrote:
Berulangkali saya menuliskan, janganlah mengurung akal dan pikiran anda di dalam kopiah.

Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas, seperti sudah saya contohkan pada diri anda tentang karya Shakespeare, banyak kata baru yang beliau invent dalam bahasa Inggris, tetapi tidak serta merta karya Shakespeare mewakili semua kaedah bahasa Inggris dan serta merta menciptakan bahasa baru, yaitu bahasa Shakespeare.

Silahkan anda mengendarai motor murahan hasil curian yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda dari aslinya.tetapi sayang,anda tidak mau menerima kenyataan bahwa motor yang anda pakai adalah barang curian dan anda katakan bahwa motor itu adalah barang baru ciptaan orang berilimu.

Sudah sewajarnyalah kalau korban yang tidak tahu apa apa,dikondisikan oleh pencuri motor yang mengaku pencipta motor untuk menabrak Sang pencipta motor sebenarnya.Bagi yang awam dan tidak berilmu sudah barang tentu tidak dapat melihat kalau itu adalah motor curian,tetapi tidak bagi yang telah sering bongkar pasang motor tersebut dan mengetahui nomer seri dari mesin motor tersebut.

HILLMAN wrote:
Demikianlah juga Quran yang sedang anda paksakan menjadi sebuah "timbangan" bagi seluruh bahasa Arab dan menjadi bahasa baru selain bahasa Arab.Pada kenyataannya adalah sebaliknya, tatabahasa Arab justru yang menjadi batu uji dan timbangan bagi bahasa Arab yang tertulis di dalam Quran. Paham ?

Tulisan diatas adalah fakta pedagang buku buku agama kaki lima dimester kampung melayu yang bekerja menjual buku buku dagangannya dengan mengendarai motor hasil curian yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda dari aslinya,dan orang tersebut mengatakan motornya itu adalah motor baru ciptaan seseorang yang berilmu tinggi.

HILLMAN wrote:
Di bawah ini saya kutip karya Al Farra, beliau bernama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Ziyad bin Abdullah bin Manzur bin Marwan Al-Aslami Al Daylami Al-Kufi. Semua pembaca dapat melihat ulasan mengenai reputasi beliau di link-link ini http://republika.co.id:8080/koran/36/11 ... hli_bahasa http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A7%D9% ... 8%A7%D8%A1

Kemudian saya bawakan pada semua pembaca sebuah situs berbahasa Arab sebagai fakta obyektif yang mengabadikan tulisan-tulisan beliau dalam lamannya. Saya printscreen sebuah halaman yang mengutip karya beliau yang menggunakan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara, dari situs tersebut.

http://www.kl28.com/
Image

Saya perbesar printscreen kalimat yang memuat penggunaan kata بُعْثَرَ - bu'tsara dalam bahasa Arab.

Image

Ini adalah copy paste dari laman tersebut, perhatikan yang saya beri warna merah :

قوله: {إِذَا بُعْثِرَ}: في العاملِ فيها أوجهٌ أحدُها: 'بُعْثَرَ' نقله مكي عن المبرد وتقدّضم تحريرُه هذا قريباً في السورة قبلَها. والثاني: أنه ما دَلَّ عليه خبرُ 'إنَّ' أي: إذا بُعْثر جُوزوا. والثالث: أنه 'يَعْلَمُ'، وإليه ذهب الحوفيُّ وأبو البقاء. ورَدَّه مكيُّ قال: 'لأنَّ الإنسانَ لا يُرادُ بمنه العِلْمُ والاعتبارُ ذلك الوقتَ، وإنما يَعْتَبِرُ في الدنيا ويعلَمُ' وقال الشيخ: 'ولي بمتَّضِحٍ لأنَّ المعنى: أفلا يعلَمُ الآن.
وكان قد قال قبل ذلك: 'ومفعولُ يَعْلَمُ محذوفٌ وهو العاملُ في الظرفِ، أي: أفلا يعلم مآلَه إذا بُعْثِرَ' انتهى. فجَعَلها متعديةً في ظاهرِ قوله إلى واحدٍ، وعلى هذا فقد يُقال: إنها عاملةٌ في 'إذا' على سبيلِ أنَّ 'إذا' مفعولٌ به لا ظرفٌ إذ التقديرُ: أفلا يَعْرِفُ وقتَ بَعْثَرَةِ القبورِ. يعني أَنْ يُقِرَّ بالبعث ووقتِه، و'إذا' قد تصر‍َّفَتْ وخَرَجَتْ عن الظرفية، ولذلك شواهدُ تقدَّم ذكْرُها في غضونِ هذا التصنيفِ. الرابع: أنَّ العاملَ فيها محذوفٌ، وهو معفولٌ 'يَعْلَمُ' كما تقدَّم تقريرُه، أي: يعلمُ مآلَه إذا بُعْثِرَ. ولا يجوزُ ان يعملَ فيه 'لَخبيرٌ' لأنَّ ما في حَيِّز 'إنَّ' لا يتقدَّمُ
عليها.
(14/390)


Tentunya dengan "kepandaian" anda, saya tidak perlu membacakan untuk anda bukan ?

Hati saya sangat terenyuh dan kasihan melihat anda yang berotak dan berkepala besar tetapi tidak berisi ilmu, lagi berambut gondrong dengan kopiah yang sangat kekecilan selalu ngoyo dan letih menenteng nenteng sobekan sobekan buku buku dagangan dari dunia nyata ke dunia maya.

Sudah pernah saya katakan,saya sangat berterima kasih karena anda telah membantu saya dan seluruh saudara saudara saya yang seiman dan setaqwa dengan tanpa saya bersusah payah,anda menenteng nenteng sobekan demi sobekan berbagai fakta tentang perbedaan kaedah bahasa arab dengan kaedah bahasa alquran..Sekali lagi saya mengucapkan banyak banyak ribuan terima kasih. O:) O:) =D> =D>

HILLMAN wrote:
Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ  - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Btw, rupanya anda sudah menyerah untuk menunjukan kata يُقاَلَ - yuqaala dalam Quran, dan (maaf) Quran tidak cukup luas untuk memuat semua "kata" yang ada dalam tatabahasa Arab sehingga kata بُعْثَرَ- bu'tsara pasti tidak ada di sana, jadi saya bawakan dari dunia nyata untuk anda.

Btw, jangan mengulangi metode "surat penculik" untuk tulisan anda di atas, anda mengutip jawaban saya untuk pertanyaan berbeda, seakan-akan itulah jawaban saya untuk pertanyaan anda saat ini. Maaf, sebuah metode pembunuhan karakter yang sudah "basi". :lol:

Salam bagi semua yang berpikir tanpa pusing dan yang terpenting mau keluar dari halusinasi kesempurnaan tempurung kelapa.

Ternyata anda belum juga puas dan merasa malu sebelum ada orang melemparkan kotoran manusia ke wajah anda. :butthead: :butthead: :butthead: :axe: :axe: :axe:

Berikut ini kembali saya bukakan satu fakta lagi bututnya timbangan kaedah bahasa arab terhadap kaedah bahasa alquran.

Perhatikan sipembawa timbangan kaedah bahasa quran, Berdasarkan kaedah yang berlaku didalam quran berikut ini:
pusing wrote:
Saya sudah cek didalam alquran tidak ada kata kerja بُعثَرَ – bu'tsara.Bahkan penggunaan kata lain untuk kata kerja yang berpola demikian sudah saya cek juga tidak ada.Mungkin anda bisa memberitahukan ayat mana untuk kata kerja yang berpola sama dengan بُعثَرَ – bu'tsara?? :yawinkle: :yawinkle: :yawinkle:
Selain itu yang anda ajukan sudah saya cek,ada.


Dan perhatikan jawaban sipembawa timbangan butut nan busuk yang saya warnai biru ,dan warna merah untuk kata dalam surat Albaqarah ayat 282 sebagai yang ditimbang dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Sengaja saya kutip sebagian kalimat dalam sebuah surah yang tertulis dalam Quran, sebuah kata kerja berwazan yang sama dengan kata بُعثَرَ – bu'tsara.

Image

Menurut pembawa timbangan butut,timbangan بُعثَرَ – bu'tsara adalah untuk menimbang يُضَارَّ-yudhaarra.

Sebaliknya lihatlah dengan seksama surat (2;233,282),(65;6)dll mengajukan timbangan(wazan)untuk kata kerja tiga huruf pokok tambahan satu yaitu berwazan

فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - فِيْعَالًا
-faa`ala-yufaa`ilu-fii `aalan.

Dan berikut ini adalah pemecahan 10 untuk kata يُضَارَّ-yudhaarra,juga sekaligus saya tunjukkan kata yang ditimbang olah wazan يُفَاعِلُ-yufaa`ilu

ضَارَّ - يُضَارُّ - ضِيْراَراً - مُضَارٌّ - مُضاَرٌّ - ضَارَّ - لاَ تُضَارَّ ــ مُضَارٌّ - مُضَارٌّ-dhaarra-yudhaarru-dhiiraaran-mudhaarrun-mudhaarrun-dhaarra-laa tudhaarra-(isim alat tidak ada)-mudhaarrun-mudhaarrun.
Note:Wazan disusun berdasarkan kaedah kaedah yang berlaku didalam tata bahasa alquran.

Sekarang perhatikan يُضَارُّ-yudhaarru adalah kata kerja bentuk sedang bersubject pihak ketiga untuk satu maskulin yang berbaris dhammah, lalu mengalami perubahan menjadi يُضَارَّ-yudhaarra yang sebenarnya berbaris sukun akhir kalau dipecah menurut wazannya, Karena kata kerja tersebut masuk kedalam kalimat kata kerja larangan tak langsung kepada pihak ketiga untuk satu maskulin, Seperti pada contoh yang diajukan oleh surat(2;282)-->>وَلا يُضارَّ كاتِبٌ -walaa yudhaarra kaatibun = Janganlah penulis memberi mudharat.(sepertinya potongan ayat ini ditujukan untuk anda?)

Kaedah pada ayat tersebut dan ayat ayat lain yang berhubungan pada satu ikatan menunjukkan bahwa,apabila ada kata kerja yang asalnya menurut wazan, memiliki double huruf diakhir kata kerjanya yang berbaris sukun, yaitu mengalami perubahan oleh suatu huruf,maka tanda sukunnya adalah selalu berbaris fathah.

Dengan demikian menjadi terbukti bahwa timbangan يُفَاعِلُ adalah salah satu timbangan yang telah,masih dan selalu orsinil bisa selalu dipakai untuk menimbang semua kata yang berbentuk tiga huruf pokok tambahan satu yang memenuhi prinsip pada wazan tersebut.

Dengan demikian menjadi terbukti pula bahwa timbangan بُعثَرَ – bu'tsara adalah timbangan butut nan busuk yang sudah tidak orsinil dan tidak akan pernah bisa dipakai untuk menimbang يُضَارَّ-yudhaarra,karena tidak jelas apakah bentuk asal ataukah bentuk setelah mengalami perubahan oleh suatu sebab juga tidak akan pernah seimbang dengan seluruh kaedah yang ada dalam alquran lagi tidak akan pernah ada wazan tersebut didalam alquran.

Untuk anda yang bernafsu menenteng nenteng timbangan butut nan busuk dari dunia nyata ke dunia maya:
HILLMAN wrote:
dan yang terpenting tunjukan dimana ada kata يُقاَلَ - yuqaala di dalam Quran ? :rofl:

Dapatkah anda menjelaskan dengan timbangan butut anda,mengenai wazan dan penyebab perubahan bentuk اَنْ يُقاَلَ an yuqaala terhadap ayat ini??: ما يُقالُ لَكَ إِلّا ما قَد قيلَ لِلرُّسُلِ مِن قَبلِكَ = Tidaklah yang dikatakan kepadamu itu kecuali yang demikian adalah apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu.

Perhatikan kalimat dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ' - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?


Kita dapat membedakan antara kaedah bahasa arab dengan kaedah bahasa alquran dibawah ini.
Dan perhatikanlah pergeserannya:

Kaedah dalam bahasa alquran yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar" yang contoh kalimat menurut kaedah asalnya adalah sebagai berikut:

حَتّٰى بُعْثِرَ-hattaa bu`tsira = "sampai (dia /maskulin) dibongkar".
Dan dalam penggunaan kata kerja sedang/akan/lagi kaedahnya sebagai berikut:
حَتّٰى يُبَعْثَرَ-hattaa yuba`tsara="sampai(dia/maskulin)akan dibongkar"

Sedangkan pergeserannya menjadi sebagai berikut:

بُعْثَرَ -  bu'tsara = "sampai (dia /maskulin) dibongkar".


Terakhir untuk kalimat yang dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas,

Maaf, Idzinkanlah saya sekali kali mengikuti anda yang gemar copy paste.
Fadhilatu Asy-Syaikh DR . Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaily حفظه اللهبسم الله الرحمن الرحيمAdapun di dalam hadits-hadits diantaranya hadits dari Jabir bin Abdillah yg panjang dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: “Sungguh aku telah tinggalkan kepada kalian yg apabila kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat yaitu kitabullah ” .“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adl kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Dan perkara yg paling jelek adl mengadakan perkara baru dan seluruh bid’ah adl sesat.”Irbadl bin Sariyah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: ‘Aku wasiatkan kepada kalian utk selalu bertaqwa kepada Allah mendengar dan taat meskipun yang memimpin seorang budak Habsyi. Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yg hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yg banyak maka berpegang teguhlah dgn sunnahku dan sunnah Khulafa Ar-Rosyidin Al-Mahdiyyin {para khalifah yg terbimbing dan yg mendapatkan petunjuk }gigitlah dgn gigi geraham dan berhati-hatilah kaliandengan perkara yg baru krn tiap perkara yg baru adl bid’ah dan tiap bid’ah adl sesat. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: Setiap amalan mempunyai masa semangat dalam mengamalkannya dan tiap masa semangat ada masa lelah. Barang siapa lelahnya diatas sunnahku {dalam rangka menjalankan sunnah} maka dia sesungguhnya telah mendapatkan petunjuk . Barang siapa lelahnya tidak di atas sunnah maka dia sesungguhnya telah binasa .Dan masih banyak hadits lainnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini.

Salam bagi semua orang yang merasa kasihan kepada pedagang buku agama yang telah susah payah menenteng nenteng timbangan butut dari dunia nyata kedunia maya yang akhirnya timbangan bututnya tidak bisa digunakan oleh alquran.... :heart: :heart: :heart: \:D/ \:D/ \:D/ :partyman: :partyman: :partyman:    

by pusing » Mon Oct 25, 2010 9:17 am
Kepada bung Hillman mohon maaf.Tidak sepantasnya saya menghina dan merendahkan anda.Saya sama sekali tidak bermaksud demikian.Btw anggap saja hinaan dan kesombongan saya sebagai ujian bagi anda mengenai kesabaran anda.Sekali lagi mohon maaf.

Salam bagi semua orang yang pemaaf..... :heart: :heart: :heart:
Ke Bagian : 1  2  3 
 Beralih ke Judul : BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?? 

«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


Tidak ada komentar:

RANGKUMAN HASIL DISKUSI BAGIAN 4:KAEDAH TATA BAHASA ALQURAN TIDAK MENGIKUTI KAEDAH BAHASA ARAB

Ke Bagian : 1  2  3 
 Beralih ke Judul : BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?? 



by HILLMAN » Sun Oct 24, 2010 8:02 pm
Berulangkali saya menuliskan, janganlah mengurung akal dan pikiran anda di dalam kopiah.

Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas, seperti sudah saya contohkan pada diri anda tentang karya Shakespeare, banyak kata baru yang beliau invent dalam bahasa Inggris, tetapi tidak serta merta karya Shakespeare mewakili semua kaedah bahasa Inggris dan serta merta menciptakan bahasa baru, yaitu bahasa Shakespeare.
Demikianlah juga Quran yang sedang anda paksakan menjadi sebuah "timbangan" bagi seluruh bahasa Arab dan menjadi bahasa baru selain bahasa Arab.
Pada kenyataannya adalah sebaliknya, tatabahasa Arab justru yang menjadi batu uji dan timbangan bagi bahasa Arab yang tertulis di dalam Quran.

Tulisan anda mengenai wazan adalah seperti halnya anda menguraikan isi lautan hanya dengan melihat isi sebuah aquarium di sudut ruang tamu anda, dan anda berhalusinasi bahwa isi aquarium itulah lautan yang sebenarnya. Paham ?

Apakah anda tahu berapa banyak pola kata yang ada dalam bahasa Arab ? :lol:

Di bawah ini saya kutip karya Al Farra, beliau bernama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Ziyad bin Abdullah bin Manzur bin Marwan Al-Aslami Al Daylami Al-Kufi. Semua pembaca dapat melihat ulasan mengenai reputasi beliau di link-link ini http://republika.co.id:8080/koran/36/11 ... hli_bahasa http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A7%D9% ... 8%A7%D8%A1

Kemudian saya bawakan pada semua pembaca sebuah situs berbahasa Arab sebagai fakta obyektif yang mengabadikan tulisan-tulisan beliau dalam lamannya. Saya printscreen sebuah halaman yang mengutip karya beliau yang menggunakan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara, dari situs tersebut.

http://www.kl28.com/
Image

Saya perbesar printscreen kalimat yang memuat penggunaan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara dalam bahasa Arab.

Image

Ini adalah copy paste dari laman tersebut, perhatikan yang saya beri warna merah :


قوله: {إِذَا بُعْثِرَ}: في العاملِ فيها أوجهٌ أحدُها: 'بُعْثَرَ' نقله مكي عن المبرد وتقدّضم تحريرُه هذا قريباً في السورة قبلَها. والثاني: أنه ما دَلَّ عليه خبرُ 'إنَّ' أي: إذا بُعْثر جُوزوا. والثالث: أنه 'يَعْلَمُ'، وإليه ذهب الحوفيُّ وأبو البقاء. ورَدَّه مكيُّ قال: 'لأنَّ الإنسانَ لا يُرادُ بمنه العِلْمُ والاعتبارُ ذلك الوقتَ، وإنما يَعْتَبِرُ في الدنيا ويعلَمُ' وقال الشيخ: 'ولي بمتَّضِحٍ لأنَّ المعنى: أفلا يعلَمُ الآن.
وكان قد قال قبل ذلك: 'ومفعولُ يَعْلَمُ محذوفٌ وهو العاملُ في الظرفِ، أي: أفلا يعلم مآلَه إذا بُعْثِرَ' انتهى. فجَعَلها متعديةً في ظاهرِ قوله إلى واحدٍ، وعلى هذا فقد يُقال: إنها عاملةٌ في 'إذا' على سبيلِ أنَّ 'إذا' مفعولٌ به لا ظرفٌ إذ التقديرُ: أفلا يَعْرِفُ وقتَ بَعْثَرَةِ القبورِ. يعني أَنْ يُقِرَّ بالبعث ووقتِه، و'إذا' قد تصر‍َّفَتْ وخَرَجَتْ عن الظرفية، ولذلك شواهدُ تقدَّم ذكْرُها في غضونِ هذا التصنيفِ. الرابع: أنَّ العاملَ فيها محذوفٌ، وهو معفولٌ 'يَعْلَمُ' كما تقدَّم تقريرُه، أي: يعلمُ مآلَه إذا بُعْثِرَ. ولا يجوزُ ان يعملَ فيه 'لَخبيرٌ' لأنَّ ما في حَيِّز 'إنَّ' لا يتقدَّمُ عليها.
(14/390)


Tentunya dengan "kepandaian" anda, saya tidak perlu membacakan untuk anda bukan ?

Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ' - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Rupanya anda sudah menyerah untuk menunjukan kata يُقاَلَ - yuqaala dalam Quran sedangkan kata tersebut banyak tertulis dalam hadits-hadits, dan (maaf) Quran tidak cukup luas untuk memuat semua "kata" yang ada dalam tatabahasa Arab sehingga kata 'بُعْثَرَ' - bu'tsara pasti tidak ada di sana, jadi saya bawakan dari dunia nyata untuk anda.

Saya kutipkan untuk anda sebuah contoh ulasan hadits yang menggunakan kata kerja يُقاَلَ - yuqaala yang tidak dapat anda temukan dalam Quran.


إِنَّ بِلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلوُا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُناَدِيَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ قَالَ الرَّاوِيْ فِي آخِرِ هَذَا الْحَدِيْثِ: وَكاَنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ رَجُلاً أَعْمَى، لاَ يُناَدِيْ حَتَّى متفق عليه يُقاَلَ لَهُ: أَصْبَحْتَ، أَصْبَحْتَ


Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di waktu malam. Maka, makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum ber-adzan. Sang periwayat berkata di akhir hadits ini, Dan Abdullah bin Ummi Maktum adalah seorang lelaki yang buta, ia tidak ber-adzan sampai dikatakan padanya, “Telah tiba waktu subuh, telah tiba waktu subuh”.

Saya bertanya lagi, apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Btw, jangan mengulangi metode "surat penculik" untuk tulisan anda di atas, anda mengutip jawaban saya untuk pertanyaan berbeda, seakan-akan itulah jawaban saya untuk pertanyaan anda saat ini. Maaf, sebuah metode pembunuhan karakter yang sudah "basi". :lol:

Salam bagi semua yang berpikir tanpa pusing dan yang terpenting mau keluar dari halusinasi kesempurnaan tempurung kelapa.


 by pusing » Mon Oct 25, 2010 3:03 am
HILLMAN wrote:
Berulangkali saya menuliskan, janganlah mengurung akal dan pikiran anda di dalam kopiah.

Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas, seperti sudah saya contohkan pada diri anda tentang karya Shakespeare, banyak kata baru yang beliau invent dalam bahasa Inggris, tetapi tidak serta merta karya Shakespeare mewakili semua kaedah bahasa Inggris dan serta merta menciptakan bahasa baru, yaitu bahasa Shakespeare.

Silahkan anda mengendarai motor murahan hasil curian yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda dari aslinya.tetapi sayang,anda tidak mau menerima kenyataan bahwa motor yang anda pakai adalah barang curian dan anda katakan bahwa motor itu adalah barang baru ciptaan orang berilimu.

Sudah sewajarnyalah kalau korban yang tidak tahu apa apa,dikondisikan oleh pencuri motor yang mengaku pencipta motor untuk menabrak Sang pencipta motor sebenarnya.Bagi yang awam dan tidak berilmu sudah barang tentu tidak dapat melihat kalau itu adalah motor curian,tetapi tidak bagi yang telah sering bongkar pasang motor tersebut dan mengetahui nomer seri dari mesin motor tersebut.

HILLMAN wrote:
Demikianlah juga Quran yang sedang anda paksakan menjadi sebuah "timbangan" bagi seluruh bahasa Arab dan menjadi bahasa baru selain bahasa Arab.Pada kenyataannya adalah sebaliknya, tatabahasa Arab justru yang menjadi batu uji dan timbangan bagi bahasa Arab yang tertulis di dalam Quran. Paham ?

Tulisan diatas adalah fakta pedagang buku buku agama kaki lima dimester kampung melayu yang bekerja menjual buku buku dagangannya dengan mengendarai motor hasil curian yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda dari aslinya,dan orang tersebut mengatakan motornya itu adalah motor baru ciptaan seseorang yang berilmu tinggi.

HILLMAN wrote:
Di bawah ini saya kutip karya Al Farra, beliau bernama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Ziyad bin Abdullah bin Manzur bin Marwan Al-Aslami Al Daylami Al-Kufi. Semua pembaca dapat melihat ulasan mengenai reputasi beliau di link-link ini http://republika.co.id:8080/koran/36/11 ... hli_bahasa http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A7%D9% ... 8%A7%D8%A1

Kemudian saya bawakan pada semua pembaca sebuah situs berbahasa Arab sebagai fakta obyektif yang mengabadikan tulisan-tulisan beliau dalam lamannya. Saya printscreen sebuah halaman yang mengutip karya beliau yang menggunakan kata بُعْثَرَ' - bu'tsara, dari situs tersebut.

http://www.kl28.com/
Image

Saya perbesar printscreen kalimat yang memuat penggunaan kata بُعْثَرَ - bu'tsara dalam bahasa Arab.

Image

Ini adalah copy paste dari laman tersebut, perhatikan yang saya beri warna merah :

قوله: {إِذَا بُعْثِرَ}: في العاملِ فيها أوجهٌ أحدُها: 'بُعْثَرَ' نقله مكي عن المبرد وتقدّضم تحريرُه هذا قريباً في السورة قبلَها. والثاني: أنه ما دَلَّ عليه خبرُ 'إنَّ' أي: إذا بُعْثر جُوزوا. والثالث: أنه 'يَعْلَمُ'، وإليه ذهب الحوفيُّ وأبو البقاء. ورَدَّه مكيُّ قال: 'لأنَّ الإنسانَ لا يُرادُ بمنه العِلْمُ والاعتبارُ ذلك الوقتَ، وإنما يَعْتَبِرُ في الدنيا ويعلَمُ' وقال الشيخ: 'ولي بمتَّضِحٍ لأنَّ المعنى: أفلا يعلَمُ الآن.
وكان قد قال قبل ذلك: 'ومفعولُ يَعْلَمُ محذوفٌ وهو العاملُ في الظرفِ، أي: أفلا يعلم مآلَه إذا بُعْثِرَ' انتهى. فجَعَلها متعديةً في ظاهرِ قوله إلى واحدٍ، وعلى هذا فقد يُقال: إنها عاملةٌ في 'إذا' على سبيلِ أنَّ 'إذا' مفعولٌ به لا ظرفٌ إذ التقديرُ: أفلا يَعْرِفُ وقتَ بَعْثَرَةِ القبورِ. يعني أَنْ يُقِرَّ بالبعث ووقتِه، و'إذا' قد تصر‍َّفَتْ وخَرَجَتْ عن الظرفية، ولذلك شواهدُ تقدَّم ذكْرُها في غضونِ هذا التصنيفِ. الرابع: أنَّ العاملَ فيها محذوفٌ، وهو معفولٌ 'يَعْلَمُ' كما تقدَّم تقريرُه، أي: يعلمُ مآلَه إذا بُعْثِرَ. ولا يجوزُ ان يعملَ فيه 'لَخبيرٌ' لأنَّ ما في حَيِّز 'إنَّ' لا يتقدَّمُ
عليها.
(14/390)


Tentunya dengan "kepandaian" anda, saya tidak perlu membacakan untuk anda bukan ?

Hati saya sangat terenyuh dan kasihan melihat anda yang berotak dan berkepala besar tetapi tidak berisi ilmu, lagi berambut gondrong dengan kopiah yang sangat kekecilan selalu ngoyo dan letih menenteng nenteng sobekan sobekan buku buku dagangan dari dunia nyata ke dunia maya.

Sudah pernah saya katakan,saya sangat berterima kasih karena anda telah membantu saya dan seluruh saudara saudara saya yang seiman dan setaqwa dengan tanpa saya bersusah payah,anda menenteng nenteng sobekan demi sobekan berbagai fakta tentang perbedaan kaedah bahasa arab dengan kaedah bahasa alquran..Sekali lagi saya mengucapkan banyak banyak ribuan terima kasih. O:) O:) =D> =D>

HILLMAN wrote:
Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ  - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?

Btw, rupanya anda sudah menyerah untuk menunjukan kata يُقاَلَ - yuqaala dalam Quran, dan (maaf) Quran tidak cukup luas untuk memuat semua "kata" yang ada dalam tatabahasa Arab sehingga kata بُعْثَرَ- bu'tsara pasti tidak ada di sana, jadi saya bawakan dari dunia nyata untuk anda.

Btw, jangan mengulangi metode "surat penculik" untuk tulisan anda di atas, anda mengutip jawaban saya untuk pertanyaan berbeda, seakan-akan itulah jawaban saya untuk pertanyaan anda saat ini. Maaf, sebuah metode pembunuhan karakter yang sudah "basi". :lol:

Salam bagi semua yang berpikir tanpa pusing dan yang terpenting mau keluar dari halusinasi kesempurnaan tempurung kelapa.

Ternyata anda belum juga puas dan merasa malu sebelum ada orang melemparkan kotoran manusia ke wajah anda. :butthead: :butthead: :butthead: :axe: :axe: :axe:

Berikut ini kembali saya bukakan satu fakta lagi bututnya timbangan kaedah bahasa arab terhadap kaedah bahasa alquran.

Perhatikan sipembawa timbangan kaedah bahasa quran, Berdasarkan kaedah yang berlaku didalam quran berikut ini:
pusing wrote:
Saya sudah cek didalam alquran tidak ada kata kerja بُعثَرَ – bu'tsara.Bahkan penggunaan kata lain untuk kata kerja yang berpola demikian sudah saya cek juga tidak ada.Mungkin anda bisa memberitahukan ayat mana untuk kata kerja yang berpola sama dengan بُعثَرَ – bu'tsara?? :yawinkle: :yawinkle: :yawinkle:
Selain itu yang anda ajukan sudah saya cek,ada.


Dan perhatikan jawaban sipembawa timbangan butut nan busuk yang saya warnai biru ,dan warna merah untuk kata dalam surat Albaqarah ayat 282 sebagai yang ditimbang dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Sengaja saya kutip sebagian kalimat dalam sebuah surah yang tertulis dalam Quran, sebuah kata kerja berwazan yang sama dengan kata بُعثَرَ – bu'tsara.

Image

Menurut pembawa timbangan butut,timbangan بُعثَرَ – bu'tsara adalah untuk menimbang يُضَارَّ-yudhaarra.

Sebaliknya lihatlah dengan seksama surat (2;233,282),(65;6)dll mengajukan timbangan(wazan)untuk kata kerja tiga huruf pokok tambahan satu yaitu berwazan

فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - فِيْعَالًا
-faa`ala-yufaa`ilu-fii `aalan.

Dan berikut ini adalah pemecahan 10 untuk kata يُضَارَّ-yudhaarra,juga sekaligus saya tunjukkan kata yang ditimbang olah wazan يُفَاعِلُ-yufaa`ilu

ضَارَّ - يُضَارُّ - ضِيْراَراً - مُضَارٌّ - مُضاَرٌّ - ضَارَّ - لاَ تُضَارَّ ــ مُضَارٌّ - مُضَارٌّ-dhaarra-yudhaarru-dhiiraaran-mudhaarrun-mudhaarrun-dhaarra-laa tudhaarra-(isim alat tidak ada)-mudhaarrun-mudhaarrun.
Note:Wazan disusun berdasarkan kaedah kaedah yang berlaku didalam tata bahasa alquran.

Sekarang perhatikan يُضَارُّ-yudhaarru adalah kata kerja bentuk sedang bersubject pihak ketiga untuk satu maskulin yang berbaris dhammah, lalu mengalami perubahan menjadi يُضَارَّ-yudhaarra yang sebenarnya berbaris sukun akhir kalau dipecah menurut wazannya, Karena kata kerja tersebut masuk kedalam kalimat kata kerja larangan tak langsung kepada pihak ketiga untuk satu maskulin, Seperti pada contoh yang diajukan oleh surat(2;282)-->>وَلا يُضارَّ كاتِبٌ -walaa yudhaarra kaatibun = Janganlah penulis memberi mudharat.(sepertinya potongan ayat ini ditujukan untuk anda?)

Kaedah pada ayat tersebut dan ayat ayat lain yang berhubungan pada satu ikatan menunjukkan bahwa,apabila ada kata kerja yang asalnya menurut wazan, memiliki double huruf diakhir kata kerjanya yang berbaris sukun, yaitu mengalami perubahan oleh suatu huruf,maka tanda sukunnya adalah selalu berbaris fathah.

Dengan demikian menjadi terbukti bahwa timbangan يُفَاعِلُ adalah salah satu timbangan yang telah,masih dan selalu orsinil bisa selalu dipakai untuk menimbang semua kata yang berbentuk tiga huruf pokok tambahan satu yang memenuhi prinsip pada wazan tersebut.

Dengan demikian menjadi terbukti pula bahwa timbangan بُعثَرَ – bu'tsara adalah timbangan butut nan busuk yang sudah tidak orsinil dan tidak akan pernah bisa dipakai untuk menimbang يُضَارَّ-yudhaarra,karena tidak jelas apakah bentuk asal ataukah bentuk setelah mengalami perubahan oleh suatu sebab juga tidak akan pernah seimbang dengan seluruh kaedah yang ada dalam alquran lagi tidak akan pernah ada wazan tersebut didalam alquran.

Untuk anda yang bernafsu menenteng nenteng timbangan butut nan busuk dari dunia nyata ke dunia maya:
HILLMAN wrote:
dan yang terpenting tunjukan dimana ada kata يُقاَلَ - yuqaala di dalam Quran ? :rofl:

Dapatkah anda menjelaskan dengan timbangan butut anda,mengenai wazan dan penyebab perubahan bentuk اَنْ يُقاَلَ an yuqaala terhadap ayat ini??: ما يُقالُ لَكَ إِلّا ما قَد قيلَ لِلرُّسُلِ مِن قَبلِكَ = Tidaklah yang dikatakan kepadamu itu kecuali yang demikian adalah apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu.

Perhatikan kalimat dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Kesimpulannya adalah bahwa kata بُعْثَرَ' - bu'tsara adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar".

Apakah ada dalam "aquarium" anda ?


Kita dapat membedakan antara kaedah bahasa arab dengan kaedah bahasa alquran dibawah ini.
Dan perhatikanlah pergeserannya:

Kaedah dalam bahasa alquran yang berpola "kata kerja pasif tak sempurna orang ketiga tunggal maskulin pengandaian masa akan datang" dan memilki makna "sampai (dia /maskulin) dibongkar" yang contoh kalimat menurut kaedah asalnya adalah sebagai berikut:

حَتّٰى بُعْثِرَ-hattaa bu`tsira = "sampai (dia /maskulin) dibongkar".
Dan dalam penggunaan kata kerja sedang/akan/lagi kaedahnya sebagai berikut:
حَتّٰى يُبَعْثَرَ-hattaa yuba`tsara="sampai(dia/maskulin)akan dibongkar"

Sedangkan pergeserannya menjadi sebagai berikut:

بُعْثَرَ -  bu'tsara = "sampai (dia /maskulin) dibongkar".


Terakhir untuk kalimat yang dibawah ini:
HILLMAN wrote:
Anda mengikat diri anda dengan wazan yang ada hanya dalam Quran sedangkan kaedah tatabahasa Arab itu sangat luas,

Maaf, Idzinkanlah saya sekali kali mengikuti anda yang gemar copy paste.
Fadhilatu Asy-Syaikh DR . Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaily حفظه اللهبسم الله الرحمن الرحيمAdapun di dalam hadits-hadits diantaranya hadits dari Jabir bin Abdillah yg panjang dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: “Sungguh aku telah tinggalkan kepada kalian yg apabila kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat yaitu kitabullah ” .“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adl kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Dan perkara yg paling jelek adl mengadakan perkara baru dan seluruh bid’ah adl sesat.”Irbadl bin Sariyah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: ‘Aku wasiatkan kepada kalian utk selalu bertaqwa kepada Allah mendengar dan taat meskipun yang memimpin seorang budak Habsyi. Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yg hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yg banyak maka berpegang teguhlah dgn sunnahku dan sunnah Khulafa Ar-Rosyidin Al-Mahdiyyin {para khalifah yg terbimbing dan yg mendapatkan petunjuk }gigitlah dgn gigi geraham dan berhati-hatilah kaliandengan perkara yg baru krn tiap perkara yg baru adl bid’ah dan tiap bid’ah adl sesat. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya: Setiap amalan mempunyai masa semangat dalam mengamalkannya dan tiap masa semangat ada masa lelah. Barang siapa lelahnya diatas sunnahku {dalam rangka menjalankan sunnah} maka dia sesungguhnya telah mendapatkan petunjuk . Barang siapa lelahnya tidak di atas sunnah maka dia sesungguhnya telah binasa .Dan masih banyak hadits lainnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini.

Salam bagi semua orang yang merasa kasihan kepada pedagang buku agama yang telah susah payah menenteng nenteng timbangan butut dari dunia nyata kedunia maya yang akhirnya timbangan bututnya tidak bisa digunakan oleh alquran.... :heart: :heart: :heart: \:D/ \:D/ \:D/ :partyman: :partyman: :partyman:    

by pusing » Mon Oct 25, 2010 9:17 am
Kepada bung Hillman mohon maaf.Tidak sepantasnya saya menghina dan merendahkan anda.Saya sama sekali tidak bermaksud demikian.Btw anggap saja hinaan dan kesombongan saya sebagai ujian bagi anda mengenai kesabaran anda.Sekali lagi mohon maaf.

Salam bagi semua orang yang pemaaf..... :heart: :heart: :heart:
Ke Bagian : 1  2  3 
 Beralih ke Judul : BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?? 

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: