Beralih Kejudul: KAEDAH TATA BAHASA ALQURAN TIDAK MENGIKUTI KAEDAH TATA BAHASA ARAB.
by pusing » Wed Oct 06, 2010 6:04 pm
HILLMAN wrote:
Dimana kata قُرْآنًا – qur’aanan merupakan man’ut dan kata
عَرَبِيًّا - 'arabiyyan adalah na’at-nya.
Ini bukan penjelasan tentang perbedaan antara عَرَبٌ(dibaca '``Arabun") dengan عَرَبِياً(dibaca`arabiyyan).
Padahal anda sebelumnya berniat menjelaskan:
HILLMAN wrote:
Maaf bung hilman kalo tulisan anda yang ini ditertawakan murid saya...
Na`at??dengan baris yang berbeda pada "kedua kata benda" yang dimaksud??ga salah tuh katanya
HILLMAN wrote:
Diluar dari kaedah tata bahasa alquran(perlu ditinjau kembali), bentuk berfikir(Darimana ilmu dan kemana sasaran ilmu) anda perlu diluruskan.
Apalagi yang ini:
Rupanya anda sangat terobsesi dengan “ya tasydid”, mari kita sama-sama bahas.
HILLMAN wrote:
Artinya kata يَهُودِيًّا – yahuudiyyan menjadi na’at dari إِبْرَاهِيمُ – ibraahiimu.
Maaf bung hilman kalo tulisan anda yang ini ditertawakan murid saya...
Na`at??dengan baris yang berbeda pada "kedua kata benda" yang dimaksud??ga salah tuh katanya
HILLMAN wrote:
Kata عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dan يَهُودِيًّا – yahuudiyyan, sebagai na’at menjadi “panutan” dari sesuatu yang lebih “kecil” itulah sebabnya isim didepannya disebut man’ut, yaitu mengikuti sifat sesuatu yang lebih besar darinya.
Diluar dari kaedah tata bahasa alquran(perlu ditinjau kembali), bentuk berfikir(Darimana ilmu dan kemana sasaran ilmu) anda perlu diluruskan.
Apalagi yang ini:
HILLMAN wrote:
by HILLMAN » Thu Oct 07, 2010 2:01 am
Dengan membaca tulisan anda, (maaf) sejujurnya saya sangat kasihan, jika memang benar anda memiliki murid.
Saya tidak ingin berpanjang menjelaskan sesuatu yang harusnya anda pelajari secara benar terlebih dahulu. Sebelum anda dan murid anda tertawa, sebaiknya anda membaca contoh "na'at (sifat)" dalam ayat Quran berikut ini, yang berkaidah sama dengan kalimat إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا - ibraahiimu yahuudiyyan dalam Surah Ali Imran ayat 67:
Surah Al Isra ayat 11
wayad'u al-insaanu bialsysyarri du'aa-ahu bialkhayri wakaana al-insaanu 'ajuulaan
Demikianlah makna kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا – qur’aanan 'arabiyyan, yaitu Quran mengikuti “kaidah-kaidah yang berlaku dalam rumpun Arab” dalam hal ini termasuk kaidah bahasanya, bukan sebaliknya.
by HILLMAN » Thu Oct 07, 2010 2:01 am
Dengan membaca tulisan anda, (maaf) sejujurnya saya sangat kasihan, jika memang benar anda memiliki murid.
Saya tidak ingin berpanjang menjelaskan sesuatu yang harusnya anda pelajari secara benar terlebih dahulu. Sebelum anda dan murid anda tertawa, sebaiknya anda membaca contoh "na'at (sifat)" dalam ayat Quran berikut ini, yang berkaidah sama dengan kalimat إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا - ibraahiimu yahuudiyyan dalam Surah Ali Imran ayat 67:
Surah Al Isra ayat 11
wayad'u al-insaanu bialsysyarri du'aa-ahu bialkhayri wakaana al-insaanu 'ajuulaan
[QS 17:11] Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
Apakah anda dan murid anda akan mentertawakan ayat ini pula ? Dan jika memang perlu saya jelaskan kaidah qawaidnya, jangan malu-malu untuk mengatakannya.
Salam bagi semua yang berpikir.
by pusing » Thu Oct 07, 2010 3:45 pm
Lagi lagi anda belum menyanggah mengenai perbedaan antara عَرَبٌ"(dibaca '``Arabun") dengan عَرَبِياً(dibaca`arabiyyan).
Jangan jangan malah anda yang malu untuk menyatakan "Sepakat"terhadap yang saya ajukan itu.
bagaimana anda tidak ditertawakan...wong عَجولًا itu "khabar"(bukan na`at)..
Kalo itu na`at,saya mau tanya dan tolong dijawab:
1.Dalam kalimat:
2.Untuk latihan anda dirumah:masih pada kalimat tersebut.
- coba buat kalimat dengan mengganti كانَ dengan إِنَّ dan dengan "tanpa كانَ dan إِنَّ .
Selamat mengerjakan...
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir

Guru yang tidak paham pelajaran 3 SD ini melihat bahwa kalimat"Jenis khabar itu antara lain "dari"isim fa`il,maf`ul,sifat,na`at dan man`ut"diplintir" menjadi kalimat"
jenis khabar itu antara lain "adalah" kata sifat na'at man'ut?"
Apakah anda dan murid anda akan mentertawakan ayat ini pula ? Dan jika memang perlu saya jelaskan kaidah qawaidnya, jangan malu-malu untuk mengatakannya.
Salam bagi semua yang berpikir.
by pusing » Thu Oct 07, 2010 3:45 pm
HILLMAN wrote:Dengan membaca tulisan anda, (maaf) sejujurnya saya sangat kasihan, jika memang benar anda memiliki murid.
Saya tidak ingin berpanjang menjelaskan sesuatu yang harusnya anda pelajari secara benar terlebih dahulu. Sebelum anda dan murid anda tertawa, sebaiknya anda membaca contoh "na'at (sifat)" dalam ayat Quran berikut ini, yang berkaidah sama dengan kalimat إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا - ibraahiimu yahuudiyyan dalam Surah Ali Imran ayat 67:
Surah Al Isra ayat 11![]()
wayad'u al-insaanu bialsysyarri du'aa-ahu bialkhayri wakaana al-insaanu 'ajuulaan
[QS 17:11] Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
Apakah anda dan murid anda akan mentertawakan ayat ini pula ? Dan jika memang perlu saya jelaskan kaidah qawaidnya, jangan malu-malu untuk mengatakannya.
Salam bagi semua yang berpikir.
Lagi lagi anda belum menyanggah mengenai perbedaan antara عَرَبٌ"(dibaca '``Arabun") dengan عَرَبِياً(dibaca`arabiyyan).
Jangan jangan malah anda yang malu untuk menyatakan "Sepakat"terhadap yang saya ajukan itu.
.وَكانَ الإِنسٰنُ عَجولًا
bagaimana anda tidak ditertawakan...wong عَجولًا itu "khabar"(bukan na`at)..
Kalo itu na`at,saya mau tanya dan tolong dijawab:
1.Dalam kalimat:
.isim kaananya yang mana??وَكانَ الإِنسٰنُ عَجولًا
2.Untuk latihan anda dirumah:masih pada kalimat tersebut.
- coba buat kalimat dengan mengganti كانَ dengan إِنَّ dan dengan "tanpa كانَ dan إِنَّ .
Selamat mengerjakan...
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir
- by HILLMAN » Thu Oct 07, 2010 8:10 pm
Saya kutip dari buku pelajaran tatabahasa Arab untuk kelas 3 madrasah ibtidaiyah.

Apa yang anda lihat disana ? Dapat anda paham bahwa jenis khabar itu antara lain adalah kata sifat na'at man'ut ?
Maaf, jika saya katakan kasihan murid-murid anda, jika gurunya saja tidak paham pelajaran 3 SD.
Saya telah sangat jelas menerangkan kata عَرَبِياً di atas, yang menunjukannya menjadi kata sifat dari Quran, sekaligus membuktikan bahwa Quran terikat kaidah bahasa Arab.
Juga saya ragu anda mengetahui proses bentukan secara tatabahasa kata عَرَبٌ -----> عَرَّبَ -----> عَرَبِياً
Salam bagi semua orang yang berpikir

Apa yang anda lihat disana ? Dapat anda paham bahwa jenis khabar itu antara lain adalah kata sifat na'at man'ut ?
Maaf, jika saya katakan kasihan murid-murid anda, jika gurunya saja tidak paham pelajaran 3 SD.
Saya telah sangat jelas menerangkan kata عَرَبِياً di atas, yang menunjukannya menjadi kata sifat dari Quran, sekaligus membuktikan bahwa Quran terikat kaidah bahasa Arab.
Juga saya ragu anda mengetahui proses bentukan secara tatabahasa kata عَرَبٌ -----> عَرَّبَ -----> عَرَبِياً
Salam bagi semua orang yang berpikir
jenis khabar itu antara lain "adalah" kata sifat na'at man'ut?"
- HILLMAN wrote:
- Saya telah sangat jelas menerangkan kata عَرَبِياً di atas, yang menunjukannya menjadi kata sifat dari Quran, sekaligus membuktikan bahwa Quran terikat kaidah bahasa Arab.
Guru yang tidak paham pelajaran 3 SD ini juga mau bertanya dan tolong dijawab:
Pernahkah anda mengenal dibangku kuliah anda mengenai perbedaan antara "KATA SIFAT"(Sharaf) dengan "SIFAT DALAM KALIMAT"(Nahwu)???
HILLMAN wrote:
Juga saya ragu anda mengetahui proses bentukan secara tatabahasa kata عَرَبٌ -----> عَرَّبَ -----> عَرَبِياً
Anda tidak perlu ragu dengan sesuatu yang "asal" mendapatkan suatu "penambahan" sebagai tanda bahwa itu serumpun,dan itu bukan proses bentukan عَرَبٌ -----> عَرَّبَ -----> عَرَبِياً .anda ragu mungkin karena anda belum pernah mempelajari tentang "ya"nisbah atau Rumusan itu hilang dari ingatan anda??
Saya sudah mengajukan penjelasan tentang rumusan "ya"nisbah.silahkan anda baca baca lagi.
Yang perlu diragukan oleh guru yang tidak paham pelajaran 3 SD ini adalah mengenai proses pembentukanعَجولًا menjadi "na`at" yang kenyataannya adalah "khabar"(isim kaana(dalam hal ini adalah الإِنسٰنُ yang dirafa`kan) yang bertindak sebagai mubtada` ,pasti membutuhkan khabar(dalam hal ini adalah عَجولًاyang harus dinashabkan)
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir...
by HILLMAN » Fri Oct 08, 2010 8:07 pm
Janganlah memakai kopiah yang kebesaran, sesuaikan dengan ukuran kepala kita. (Maaf) saya tidak bermaksud menghina anda, tetapi apakah anda mengulangi prilaku yang sama dengan seseorang di thread ini ? Pelajari dahulu dengan benar, barulah berkomentar dengan dalil yang memadai.
Saya kutipkan dari beberapa sumber yang sangat sederhana, bermuatan hal yang sama dengan buku pelajaran 3 madrasah ibtidaiyah di atas, yaitu :
1. Sylabus bahasa Arab Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas VII Madrasah Tsanawiyah, setara kelas 1 SMP.
http://www.scribd.com/mobile/documents/34508238

Perhatikan keterangan dalam kolom sylabus KTSP ini yaitu "Kalimat-kalimat berstruktur mubtada dan khabar (kata sifat)".
2. Sebuah buku panduan pemberian nama anak dengan menggunakan kaidah bahasa Arab.

Tentunya anda dapat membaca dan menyimpulkan sendiri apakah khabar itu na'at atau bukan.
Kemudian, saya melihat anda kesulitan (maaf) dalam mencerna bahasa, dan sungguh saya terlupa dengan syndroma BEO yang menjangkiti umat saat ini:
Oleh karena itu saya akan terjemahkan "idiom-idiom" bahasa Arab yang saya gunakan dalam tulisan di bawah ini:
Dengan semua kalimat yang jelas berbahasa Indonesia, semoga saja anda tidak sulit mencernanya. ( serius ini bukan ejekan .... )
Dan dengan niatan berbagi pengetahuan bagi semua pembaca thread ini, saya kutipkan satu bagan yang menjelaskan proses peng-i'rab-an hamdallah sebagai tambahan contoh sederhana pelajaran-pelajaran dasar tatabahasa Arab di atas.

InsyaAllah cukup menjelaskan.
Salam bagi semua orang yang berpikir.
Saya kutipkan dari beberapa sumber yang sangat sederhana, bermuatan hal yang sama dengan buku pelajaran 3 madrasah ibtidaiyah di atas, yaitu :
1. Sylabus bahasa Arab Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas VII Madrasah Tsanawiyah, setara kelas 1 SMP.
http://www.scribd.com/mobile/documents/34508238

Perhatikan keterangan dalam kolom sylabus KTSP ini yaitu "Kalimat-kalimat berstruktur mubtada dan khabar (kata sifat)".
2. Sebuah buku panduan pemberian nama anak dengan menggunakan kaidah bahasa Arab.

Tentunya anda dapat membaca dan menyimpulkan sendiri apakah khabar itu na'at atau bukan.
Kemudian, saya melihat anda kesulitan (maaf) dalam mencerna bahasa, dan sungguh saya terlupa dengan syndroma BEO yang menjangkiti umat saat ini:
Oleh karena itu saya akan terjemahkan "idiom-idiom" bahasa Arab yang saya gunakan dalam tulisan di bawah ini:
HILLMAN wrote:
Maaf, jujur saja mas, saya “pusing” dengan gaya mengetik anda dan bukan isinya. Bagaimana saya dapat membaca dengan nyaman dalam menanggapi tulisan anda jika anda tidak dapat memisahkan paragraf dan baris ? Mohon lain kali jangan menulis seperti ini, agak sulit membacanya.
Rupanya anda sangat terobsesi dengan “ya berulang (tasydid) ”, mari kita sama-sama bahas.
Kita langsung dan singkat saja menelaah salah satu ayat dalam Quran yang menyatakan “Quran dalam bahasa Arab”.
Dalam Surah Taahaa ayat 113 ada tertulis kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا – qur’aanan 'arabiyyan.
Dimana kata قُرْآنًا – qur’aanan merupakan benda yang disifati (man’ut) dan kata
عَرَبِيًّا - 'arabiyyan adalah kata sifat (na’at)-nya.
Sekarang kita telaah fakta yang kita dapati pada kata yang (maaf) anda paksakan menjadi pembenaran terhadap penyangkalan bahasa Arab adalah kaidah yang harus disematkan pada Quran, bukan sebaliknya.
Tertulis dalam Surah Ali Imran ayat 67 kalimat إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا - ibraahiimu yahuudiyyan
Artinya kata يَهُودِيًّا – yahuudiyyan menjadi kata sifat (na’at) dari إِبْرَاهِيمُ – ibraahiimu.
Demikan juga kita telaah dengan kata Muhammadiyyah ataupun Ahmadiyyah, saat kata itu manjadi kata sifat (na’at) dari kata benda (isim) didepannya. Sampai disini sepakat ya ?
Selanjutnya, perhatikan kesamaan pola “sifat mensifati” dari kata sifat (na’at) dan benda yang disifati (man’ut) dalam ayat-ayat Quran di atas.
Kata عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dan يَهُودِيًّا – yahuudiyyan, sebagai kata sifat (na’at) menjadi “panutan” dari sesuatu yang lebih “kecil” itulah sebabnya kata benda (isim) didepannya disebut benda yang disifati (man’ut), yaitu mengikuti sifat sesuatu yang lebih besar darinya.
Contoh :
Seorang Ibrahim mengikuti “sifat” rumpun Yahudi, jadi “seorang” itu lebih kecil dari “rumpun” bangsa bukan ?
Demikianlah makna kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا – qur’aanan 'arabiyyan, yaitu Quran mengikuti “kaidah-kaidah yang berlaku dalam rumpun Arab” dalam hal ini termasuk kaidah bahasanya, bukan sebaliknya.
InsyaAllah berguna.
Dengan semua kalimat yang jelas berbahasa Indonesia, semoga saja anda tidak sulit mencernanya. ( serius ini bukan ejekan .... )
Dan dengan niatan berbagi pengetahuan bagi semua pembaca thread ini, saya kutipkan satu bagan yang menjelaskan proses peng-i'rab-an hamdallah sebagai tambahan contoh sederhana pelajaran-pelajaran dasar tatabahasa Arab di atas.

InsyaAllah cukup menjelaskan.
Salam bagi semua orang yang berpikir.
- by pusing » Sat Oct 09, 2010 2:31 pm
Maaf ,saya tidak mau terjangkit sindrom beo seperti yang dialami oleh mereka.
saya hanya ingin sesuatu yang objectif ilmiah.
Kalau saja anda dari awal menyatakan bahwa kata " عَجولًا " itu adalah khabar yg berupa na`tun,tentu saya tidak akan mentertawakan anda dan anda tidak perlu repot2 menjelaskan panjang lebar seperti ini karena memang begitu adanya.(tapi perlu juga lah untuk saling berbagi ilmu.)
yang jadi masalahnya adalah anda langsung mengklaim begini:
HILLMAN wrote:
dengan demikian anda berarti langsung menggugurkan kaedah kalimat berita yang sebenarnya kata يَهُودِيًّا – yahuudiyyan dinashabkan karena menjadi khabar dan إِبْرَاهِيمُ – ibraahiimu." dirafa`kan karena dia isim kaana yang bertindak menjadi mubtada`nya.
dilapisan berikutnya يَهُودِيًّا – yahuudiyyan adalah berupa na`at.
Lain halnya dengan kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا dengan baris yang sama,bisa langsung berlaku kaedah na`at man`ut yang dilapisan sebelum atau berikutnya tergantung kaedah pada bentuk kalimatnya.
Maaf kalo saya tidak memberi contoh contohnya dalam alquran karena saya yakin anda sebelumnya sudah lebih dulu memahami dari saya.kecuali kalo ada yang memintan.
dari kalimat yang anda tulis begini:
saya hanya ingin sesuatu yang objectif ilmiah.
Kalau saja anda dari awal menyatakan bahwa kata " عَجولًا " itu adalah khabar yg berupa na`tun,tentu saya tidak akan mentertawakan anda dan anda tidak perlu repot2 menjelaskan panjang lebar seperti ini karena memang begitu adanya.(tapi perlu juga lah untuk saling berbagi ilmu.)
yang jadi masalahnya adalah anda langsung mengklaim begini:
HILLMAN wrote:
"Artinya kata يَهُودِيًّا – yahuudiyyan menjadi kata sifat (na’at) dari إِبْرَاهِيمُ – ibraahiimu.".
dengan demikian anda berarti langsung menggugurkan kaedah kalimat berita yang sebenarnya kata يَهُودِيًّا – yahuudiyyan dinashabkan karena menjadi khabar dan إِبْرَاهِيمُ – ibraahiimu." dirafa`kan karena dia isim kaana yang bertindak menjadi mubtada`nya.
dilapisan berikutnya يَهُودِيًّا – yahuudiyyan adalah berupa na`at.
Lain halnya dengan kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا dengan baris yang sama,bisa langsung berlaku kaedah na`at man`ut yang dilapisan sebelum atau berikutnya tergantung kaedah pada bentuk kalimatnya.
Maaf kalo saya tidak memberi contoh contohnya dalam alquran karena saya yakin anda sebelumnya sudah lebih dulu memahami dari saya.kecuali kalo ada yang memintan.
dari kalimat yang anda tulis begini:
HILLMAN wrote:
Walupun saya belum sepakat dengan maknanya(bagaimana mungkin sesuatu yang "menjadi ada sesudahnya" menjadi panutan dari sesuatu yang "telah ada sebelumnya"),paling tidak dari tulisan tersebut secara tidak langsung anda telah menunjukkan bahwa quran aslinya bukan berbahasa arab.
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir...

Demikianlah makna kalimat قُرْآنًا عَرَبِيًّا – qur’aanan 'arabiyyan, yaitu Quran mengikuti “kaidah-kaidah yang berlaku dalam rumpun Arab” dalam hal ini termasuk kaidah bahasanya, bukan sebaliknya.
Walupun saya belum sepakat dengan maknanya(bagaimana mungkin sesuatu yang "menjadi ada sesudahnya" menjadi panutan dari sesuatu yang "telah ada sebelumnya"),paling tidak dari tulisan tersebut secara tidak langsung anda telah menunjukkan bahwa quran aslinya bukan berbahasa arab.
Salam bagi semua yang tahan pusing berfikir...

by botak85 » Sat Oct 09, 2010 6:24 pm
pusing wrote:Saya nonton bung hillman dengan mas botak dulu dweh....
kalo udah selesai baru saya kasih tanggapan.
Salam bagi yang tahan pusing berdebat dan berfikir...![]()
![]()
HILLMAN wrote:Semoga saja mas Botak masih dan terus memiliki "self respect".
Mas Pusing, pergunakanlah waktu sepanjang yang anda mau, saya pikir "na'at" dan "man'ut" cukup menjelaskan.
Salam bagi semua yang berpikir.
untuk mas "pusing" dan "guru" HILLMAN, mohon maaf tidak bisa gabung lebih jauh, karena saya sedang sibuk ngurusi jemaah haji yang sebentar lagi akan berangkat ketanah suci Mekah dan Madinah.
selain dari itu, terus terang saya akui, saya juga masih awam tata bahasa Arab.
untuk terjemah dan tafsir Al Qur'an saya percaya penuh kepada mereka yang benar2 ahli dalam bidangnya.
saya punya tafsir Al Mishbah, dan saya percaya penuh tidak ada kebohongan didalamnya dan tidak ada maksud penulis untuk menipu umat, karena penulis tafsir Prof. HM. Quraish Shihab, adalah orang yang memang ahli dalam bidangnya.

- Ke bagian:1 2 3 4 5
- Beralih Kejudul: KAEDAH TATA BAHASA ALQURAN TIDAK MENGIKUTI KAEDAH TATA BAHASA ARAB.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar