RANGKUMAN HASIL DISKUSI BAGIAN 5:BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?
  Kebagian: 1 2 3 4 5 
 
by HILLMAN » Mon Oct 11, 2010 12:27 am
Mas NdryL, sayangnya anda terbalik dalam mem-profil-kan diri saya.
Saya menulis dikarenakan ber-"amar ma’ruf nahi mungkar", membantah syubuhat dan kebatilan dalam jubah agama, yang benar katakan benar, jika salah katakan salah, saya mengajak kepada kebenaran dan keluar dari syndrome BEO.

Mas Botak, saya hanya dapat katakan pada anda yaitu : "ada orang salah bukan karena ajarannya, ada juga orang salah karenanya". Ayat itu adalah salah satunya. Umat bertindak sesuai ajaran yang tertulis di dalamnya.

Saya pikir tidak perlu berdebat kusir mengenai hal tersebut, saya bersyukur jika anda bukan salah satu dari mereka.

Saya lanjutkan bahasan dengan kemungkinan perubahan makna mushaf Utsman yang berpengaruh terhadap makna Quran modern,

Bersama kita telaah

Image

Apakah "melewati perintah" ini artinya adalah tingkah "manusia tak berpikir" saat ini yang menyalah gunakan "kalimat perintah" dalam Quran untuk memperlakukan secara "keras" terhadap umat "non Islam" dan umat "muslim yang berpikir" yang berseberangan pemahaman dengan mereka.

Salam bagi semua yang berpikir.
by pusing » Mon Oct 11, 2010 4:48 pm 
Gambar diatas adalah salah satu contoh (maaf)orang bodoh yang sedang mempermasalahkan huruf yang satu dengan yang lain, padahal sipenulis sudah hafidh dan menguasai bunyi dan makna apa yang dia tulis namun siorang ini tidak tahu tentang perbedaan arti dan fungsi antara "Apa yang menjadi isi hati kemudian digemakan dalam ucapan dan menjelma menjadi bentuk tulisan" dengan "bentuk tulisan".hasilnya siorang bodoh ini meraba raba.

Lihatlah orang bodoh ini kelihatan bingung membedakan apakah itu bunyi "nun"(si penulis sudah tau itu adalah bunyi "nun")ataukah bunyi"ra",namun sipenulis menulis seperti huruf"ra(menurut kesadaran orang sekarang)",karena penulis belum mendapatkan banyak perbedaan perbedaan huruf dari arti arti bunyi yang sudah dia hafal sebelumnya.

Karena siorang bodoh ini masih dalam tahap meraba raba,dia menganggap apa yang dia lihat dalam tulisan tersebut sangat membuka kemungkinan kemungkinan perubahan makna dari apa apa yang ditulis penulis(sedangkan sipenulis menyadari apa yang ditulis itu adalah apa apa yang menjadi isi hatinya dan digemakan kedalam ucapan dan dijelmakannya menjadi bentuk tulisan).

Dari penjelasan diatas membuktikan bahwa bentuk tulisan bisa dianggap ada kemungkinan terjadi perubahan makna bagi"sipembaca",tetapi tidak bagi "Sipenulis".

Berikut ini saya ajukan bukti bukti yang masih hangat dan terpercaya bahwa Bentuk dan gaya tulisan adalah hasil/aplikasi dari apa apa yang menjadi isi hati yang menggema kedalam ucapan dan menjelma menjadi bentuk tulisan,yang demikian belum tentu dipahami oleh "sipembaca" tapi telah dipahami oleh "sipenulis",walaupun sipenulis menggunakan tulisan dengan bahasa yang sama dengan "sipembaca".Berikut salinannya:
Maaf, anda menulis bahasa Indonesia tanpa mengikuti tatabahasa yang benar, saya membacanya saja harus mengulang 2 kali agar paham benar maksud anda.

Pusing beneran gw baca tulisan beliau..
Gimana mau berdiskusi soal bahasa?

Adalah penting untuk menulis agar mudah dibaca, agar yang mengikuti diskusi dapat memahami dengan baik.
Ya silahkan dilanjutkan.

Maaf, saya tidak menangkap maksud anda dengan copy paste 4 ayat di atas. Dapatkah anda lebih jelas menuliskan maksud dan kaitannya ?

Tulisan yang bersifat subyektif adalah tulisan yang memuat "ini" dan "itu", tetapi tidak dapat menunjukan dalil yang tepat untuk mendukung "ini" dan "itu" tulisannya.

Jadi "Tulisan yang bersifat subjektif"=Tulisan yang bersifat menurut maunya sipenulis=menurut kemauannya sendiri,karena dia sebagai subjectnya."Object"=yang ditentukan(menjadi yang mengikuti),dalam hal ini adalah"Object yang dijelaskan dalam tulisan".

Dengan membaca tulisan anda, (maaf) sejujurnya saya sangat kasihan, jika memang benar anda memiliki murid.

Guru yang tidak paham pelajaran 3 SD ini melihat bahwa kalimat"Jenis khabar itu antara lain "dari"isim fa`il,maf`ul,sifat,na`at dan man`ut"diplintir" menjadi kalimat"
jenis khabar itu antara lain "adalah" kata sifat na'at man'ut

Dengan semua kalimat yang jelas berbahasa Indonesia, semoga saja anda tidak sulit mencernanya. ( serius ini bukan ejekan .... )

Saran saya adalah seperti yang sudah saya tuliskan untuk anda dalam thread lain.
Hanya diri anda yang dapat menolong diri sendiri agar "mau pandai" mencerna tulisan orang lain.


Masih bertumpuk tumpuk lagi fakta fakta di FFI ini yang menunjukkan bahwa,bentuk dan gaya tulisan dari sipenulis, dapat mempengaruhi pemahaman sipembaca terhadap tulisan tersebut,walaupun sipenulis menggunakan bahasa yang sudah dikenal oleh sipembaca dan sudah lebih dulu memahami.

Kesimpulan:
- Bentuk tulisan adalah hasil dari aplikasi isi hati yang menggema kedalam ucapan(dalam hal ini adalah alquran ---> satu ilmu yang diturunkan ALLAH melalui jibril yang menjadi isi hati Rasul muhammad dan menggema menjadi ucapannya)yang kemudian dijelmakan kedalam bentuk teknis tulisan.
- Sudah tentu terjadi perubahan perubahan teknis dalam menumpahkan kedalam bentuk tulisan tanpa merubah makna atau menghilangkan bunyi,agar mudah dipahami sipembaca.
-Gambar diatas sekaligus membuktikan bahwa alquran aslinya bukan berbahasa arab dan tidak diturunkan dalam bentuk tulisan.

Salam bagi semua yang tahan berfikir secara mendalam dan Objectif... [-( [-( [-( :drinkers: :drinkers: :drinkers:
by HILLMAN » Wed Oct 13, 2010 2:23 pm  
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "wujud" huruf dalam Quran sebagai sebuah bacaan. Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .

Tulisan saya ini adalah sebuah contoh sederhana rekonstruksi kebingungan yang tercatat dalam literatur-literatur Islam, bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti bukan saya yang bingung.

Membaca tulisan anda yang terakhir, saya membayangkan sebuah firman yang tertulis nyata dalam Quran yaitu “dengan bahasa Arab yang jelas”, dapat dengan semena-mena anda katakan bahwa Quran bukan bahasa Arab.

Saya tidak ingin menanggapi kebingungan anda mengenai bahasa Arab atau bukan Arab, anda tentukan saja sendiri.

Mengenai latar belakang bahasan "marra amara" dan "man aamana" persilahkan anda membaca kitab Tarikh Thabari karya Abu Ja'far Muhammad ibnu Jarir ibnu Yazid ath’Thabari, saya kutipkan

'Ya'kub bin Ibrahim berkata kepadaku: Ibn 'Ulyah menceritakan kepadaku: Ayyub mengatakan kepadaku: bahwa Abu Qalabah berkata: Pada masa kekahlifahan Usman telah terjadi seorang guru qiraat mengajarkan qiraat seseorang, dan guru qiraat lain mengajarkan qiraat pada orang lain. Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: 'sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu, dan hal itu akhirnya sampai pada khalifah Usman. Maka ia berpidato: 'Kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan salah dalam membaca Qur'an. Penduduk yang jauh dari kami tentu lebih besar lagi perselisihan dan kesalahannya. Bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman) saja!'


Perhatikan kalimat “Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: ''sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu,”

Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat saja membuat para anak murid dan guru mereka mengkafirkan satu sama lain, jadi apakah sang guru tidak membaca langsung dalam tulisan aslinya saat mengajar muridnya ? Lalu kemanakah yang dimaksud ditanam di dada mereka ?

Ini adalah sebuah upaya penelusuran “penyebab” perbedaan yang membuat prilaku "kafir mengkafirkan" antara mereka yang "berilmu", yang akhirnya dapat bermuara pada perbedaan membaca huruf "marra amara" dan "man aamana" bukan ?

Salam bagi semua yang berpikir.

by HILLMAN » Wed Oct 13, 2010 9:15 pm
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir manusia yang ada dalam "halusinasi kemujizatan" ajaran ini.

Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana, sudah demikian banyak kemungkinan-kemungkinan perbedaan makna dari yang tertulis dalam Quran modern saat ini.

Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan isi Quran akan sangat jauh berbeda dengan yang ada sekarang.

Salam bagi semua orang yang berpikir.


by pusing » Thu Oct 14, 2010 2:13 pm 
          HILLMAN wrote:
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "wujud" huruf dalam Quran sebagai sebuah bacaan. Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .

Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "Wujud Kandungan makna"dalam bunyi alquran yang ditumpahkan menjadi bentuk teknis tulisan.Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .
          HILLMAN wrote:
Tulisan saya ini adalah sebuah contoh sederhana rekonstruksi kebingungan yang tercatat dalam literatur-literatur Islam, bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti bukan saya yang bingung.


Tulisan tulisan anda adalah rangkuman rangkuman sederhana dari hasil copi paste atau scan scan rekonstruksi kebingungan anda karena tidak memahami alquran sebagai satu Ilmu dari Allah yang diturunkan kepada Para rasulNya, yang copi paste/scan scan tersebut diambil sebagai dasar dasar yang menentukan benar salahnya alquran,dan alquran anda jadikan sebagai object bahasan menurut literatur-literatur Islam, hasilnya anda menyimpulkan begini:"bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti anda lah yang bingung.

           HILLMAN wrote:  
Membaca tulisan anda yang terakhir, saya membayangkan sebuah firman yang tertulis nyata dalam Quran yaitu “dengan bahasa Arab yang jelas”, dapat dengan semena-mena anda katakan bahwa Quran bukan bahasa Arab.
.
Dapatkah anda mempertanggung jawabkan kebenaran terjemahan tersebut,dan terjemahan yang ada sekarang dihadapan ribuan ayat ayat alquran yang integratif ,yang nanti saya akan ajukan, dengan disiplin ilmu manapun yang anda dapat waktu kuliah??Siapakah yang semena mena??Atau jangan jangan anda mengidap penyakit "Taklid buta"??

Saya sudah menguraikan dalam trhead lain dengan singkat padat dan jelas sampai kepada kesimpulan bahwa Bahasa alquran bukan bahasa arab yang aduk adukan.
Fakta dari ayat dibawah ini bisa anda lihat di kenyataan yang terjadi sekarang.Faktual,selalu hangat,dan selalu terpercaya.

الأَعرابُ أَشَدُّ كُفرًا وَنِفاقًا وَأَجدَرُ أَلّا يَعلَموا حُدودَ ما أَنزَلَ اللَّهُ عَلىٰ رَسولِهِ

Orang-orang Arab seumumnya itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.(9;97)
           HILLMAN wrote:
Saya tidak ingin menanggapi kebingungan anda mengenai bahasa Arab atau bukan Arab, anda tentukan saja sendiri.

Agree, dengan catatan kata "anda"diatas merujuk kepada anda sendiri.
          HILLMAN wrote: 
Mengenai latar belakang bahasan "marra amara" dan "man aamana" persilahkan anda membaca kitab Tarikh Thabari karya Abu Ja'far Muhammad ibnu Jarir ibnu Yazid ath’Thabari
Silahkan anda tumpuk tarikh thabari,tarikat naksabandiyyah,tarikan tarikan yang lain keforum ini yang anda jadikan sebagai dasar untuk menghujat alquran,Insya Allah saya dengan sabar akan mengajukan juga ayat ayatnya dengan segala keterbatasan saya.
          HILLMAN wrote: 
Ya'kub bin Ibrahim berkata kepadaku: Ibn 'Ulyah menceritakan kepadaku: Ayyub mengatakan kepadaku: bahwa Abu Qalabah berkata: Pada masa kekahlifahan Usman telah terjadi seorang guru qiraat mengajarkan qiraat seseorang, dan guru qiraat lain mengajarkan qiraat pada orang lain. Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: 'sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu, dan hal itu akhirnya sampai pada khalifah Usman. Maka ia berpidato: 'Kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan salah dalam membaca Qur'an. Penduduk yang jauh dari kami tentu lebih besar lagi perselisihan dan kesalahannya. Bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman) saja!'
          HILLMAN wrote: 
Perhatikan kalimat “Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: ''sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu,”

Anda tentu masih menduga menduga bukan yang diperselisihkan itu bentuk "tulisannya" ataukah "maknanya".
          HILLMAN wrote:     
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat saja membuat para anak murid dan guru mereka mengkafirkan satu sama lain, jadi apakah sang guru tidak membaca langsung dalam tulisan aslinya saat mengajar muridnya ? Lalu kemanakah yang dimaksud ditanam di dada mereka ?

Pahamkah anda bahwa istilah قِراَءَةٌ dari pembentukan:
قَرَاَ - يَقْرَؤُ - قُرْءٰناً وَ قِراَءَةً = نَطَقَ بِالْمَكْتُوْبِ اَوْ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ ,artinya mempercakapkan apa yang dibaca, atau pandangan yang dibaca, berbalik menjadi pandangan pembaca = membentuk pandangan menurut apa yang dibaca.
Tentu anda masih menduga duga bukan, yang diperselisihkan itu "tulisan "marra amara" atau "man aamana" atau kah "makna dari apa yang dibunyikan"??
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat (bentukan pandangan menurut apa yang dibaca)saja membuat para anak murid dan guru mereka bahkan sesama umat islam mengkafirkan satu sama lain.
           HILLMAN wrote:  
Ini adalah sebuah upaya penelusuran “penyebab” perbedaan yang membuat prilaku "kafir mengkafirkan" antara mereka yang "berilmu", yang akhirnya dapat bermuara pada perbedaan membaca huruf "marra amara" dan "man aamana" bukan ?

Ini adalah sebuah upaya pemutar balikkan Ajaran Allah menurut pola rasulullah menjadi bathil yang dengan perbedaan pengucapan "man aamana" menjadi "marra amara"akan mengakibatkan susunan ayat ayat baik bahasa maupun makna secara keseluruhan tidak itegratif.

Kenyataan faktual seluruh umat islam didunia membunyikan "man aamana"dalam kontekstual kalimat keseluruhannya adalah tidak membunyikan "marra amara",atau sebaliknya,kalau pun ada dalam alquran bunyi "marra amara"dalam kontekstual kalimatnya,sudah tentu tidak membunyikannya "man aamana".
           HILLMAN wrote:
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir manusia yang ada dalam "halusinasi kemujizatan" ajaran ini.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir anda yang ada dalam "Subjectifisme"terhadap ajaran ini.
          HILLMAN wrote: 
Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana, sudah demikian banyak kemungkinan-kemungkinan perbedaan makna dari yang tertulis dalam Quran modern saat ini.

Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana tidak dapat menghasilkan kesimpulan bahwa alquran itu berubah,karena Kesimpulan didapat dari susunan persoalan dalam keseluruhan yang bulat.
          HILLMAN wrote: 
Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan isi Quran akan sangat jauh berbeda dengan yang ada sekarang.

Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan kita akan menemukan kalau terjadi kesalahan kesalahan susunan huruf,kata,kalimat dan makna yang tidak sesuai dengan susunan makna dari bunyi/suara asalnya.Dari itu bisa disusun menurut makna dari Bunyi/suara asalnya yang tidak berubah.


Sebagai penutup,bolehkah saya mengajukan tulisan begini:

أَفَلا يَتَدَبَّرونَ القُرءانَ ۚ وَلَو كانَ مِن عِندِ غَيرِ اللَّهِ لَوَجَدوا فيهِ اختِلٰفًا كَثيرًا
Maka apakah mereka tidak memikirkan Al Qur'an secara mendalam? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak prihal isinya.(4;82)

Karena bung hillman tidak memahami ayat tersebut,tidak mempunyai kemampuan ilmiyyah dan dengki terhadap Ajaran Allah ini,maka bung hillman terpaksa mengajukan scan scan dan copy paste yang ada diperpustakaan luar biasa(kata dia) yaitu Internet sebagai dasar dasar untuk membantai habis Ajaran Allah ini sampai keakar akarnya.yang demikian juga menjadikan alquran sebagai object bahasan dengan subjectnya adalah dia dan scan scan,copi pastenya.


Sungguh nikmat kalau punya tuhan banyak....:butthead: :butthead: :butthead:

Salam bagi semua orang yang berfikir mendalam dan mencintai alquran dengan sepenuh hati... :heart: :heart: :heart:

by HILLMAN » Fri Oct 15, 2010 2:22 pm 
Melihat tanggapan yang saya kutip diatas yang merupakan (maaf) sebuah rangkaian tulisan "emosional" yang menunjukan penyangkalan akal dan pikir terhadap kenyataan yang tidak dapat diterima oleh "halusinasi kemujizatan" milik penulisnya.

Dimana tidak ada kata lain yang sanggup dituliskan kecuali menjadi "BEO" dari tulisan saya yang dikutipnya, saya telah memberikan beberapa fakta yang dapat pembaca semua memeriksa kebenarannya berdasarkan literatur Islam itu sendiri bahwa tercatat dalam sejarah pemushafan Quran mengenai perbedaan makna akibat penulisan Quran yang carut marut.

Thread ini telah membuktikan bahwa Quran adalah sebentuk kitab yang mengalami perubahan yang luar biasa, bukan hanya harafiyah tetapi juga maknawiyah.
Jadi cukup anda bawakan saya bukti bahwa Quran tidak pernah berubah dari awal sampai kini.

Saya akan lanjutkan lagi pembahasan "mujizat huruf-huruf karet" dalam Quran, mohon sahabat-sahabat IFF tidak perlu melayani tulisan-tulisan tanpa akal yang dikeluarkan oleh "tamu" kita.

Salam bagi semua yang berpikir.

by pusing » Fri Oct 15, 2010 5:09 pm
Berarti anda salah dalam menilai tulisan yang saya ajukan.
Dengan saya sedikit mengutip tulisan anda satu persatu dan memutar balik kembali, berarti tulisan yang saya ajukan itu,mengembalikan kepada proporsi sebenarnya.

Mengenai istilah "mujizat"dapatkah anda menjelaskan arti istilah tersebut?
Maukah anda membuktikan:
Kalau anda sanggup memecahkan dan menjawab semua pertanyaan saya mengenai istilah"mujizat"dengan tepat menurut sumber istlah tersebut ,saya berjanji dihadapan Allah dan semua pembaca,saya akan mengatakan "saya adalah "beo",dan karena saya malu,saya akan berhenti berdiskusi diforum ini.

by HILLMAN » Sat Oct 16, 2010 9:05 am
Tuliskan saja apa yang anda inginkan, saya dengan senang hati menjamu anda.

Btw, mereka yang anda lecehkan ber-Tuhan banyak, tidak mencium sebuah batu mati yang diyakini umat sebagai "yaminullah" tangan "allah".

http://www.majalisna.com/w/hudmhussentl ... &CID=21836
Image

Warawiy’an Rasullullah shallahu alaihi wasalam anhu qala : ( al’hajar yaminullah fi ‏ardhi famin masihah masaha yad’ullah ) (10).

= Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, dan ia berkata: ( Hajar aswad adalah tangan kanan Allah dibumi, sungguh tanganNya yang memberikan pengampunan ) (10).

Salam bagi semua yang berpikir.
 
by pusing » Sat Oct 16, 2010 10:51 am
Ini belum membuktikan kalau anda sanggup memecahkan peristilahan didalam alquran dan hadits.
Sebaliknya justru anda sendiri membuktikan bahwa anda adalah pedagang buku buku agama dimester kampung melayu yang tidak dapat membuktikan kalau barang dagangannya itu lebih kuat dari pada alquran.
Dan juga sebagai pedagang,anda seharusnya mempromosikan dagangan anda yang satu sampai terjadi transaksi menurut perjanjian antara penjual dan pembeli, sebelum anda menyajikan barang dagangan anda yang lainnya.

Maaf,saya tidak mau menanggapi pedagang buku agama yang belum menguasai alquran ,sudah menyalahkan alquran..
Salam bagi semua pedagang buku agama dimester kampung melayu yang berfikir mendalam.... :heart: :heart: :heart: 
  Kebagian: 1 2 3 4 5
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


Tidak ada komentar:

RANGKUMAN HASIL DISKUSI BAGIAN 5:BENARKAH ALQURAN TIDAK PERNAH BERUBAH?

  Kebagian: 1 2 3 4 5 
 
by HILLMAN » Mon Oct 11, 2010 12:27 am
Mas NdryL, sayangnya anda terbalik dalam mem-profil-kan diri saya.
Saya menulis dikarenakan ber-"amar ma’ruf nahi mungkar", membantah syubuhat dan kebatilan dalam jubah agama, yang benar katakan benar, jika salah katakan salah, saya mengajak kepada kebenaran dan keluar dari syndrome BEO.

Mas Botak, saya hanya dapat katakan pada anda yaitu : "ada orang salah bukan karena ajarannya, ada juga orang salah karenanya". Ayat itu adalah salah satunya. Umat bertindak sesuai ajaran yang tertulis di dalamnya.

Saya pikir tidak perlu berdebat kusir mengenai hal tersebut, saya bersyukur jika anda bukan salah satu dari mereka.

Saya lanjutkan bahasan dengan kemungkinan perubahan makna mushaf Utsman yang berpengaruh terhadap makna Quran modern,

Bersama kita telaah

Image

Apakah "melewati perintah" ini artinya adalah tingkah "manusia tak berpikir" saat ini yang menyalah gunakan "kalimat perintah" dalam Quran untuk memperlakukan secara "keras" terhadap umat "non Islam" dan umat "muslim yang berpikir" yang berseberangan pemahaman dengan mereka.

Salam bagi semua yang berpikir.
by pusing » Mon Oct 11, 2010 4:48 pm 
Gambar diatas adalah salah satu contoh (maaf)orang bodoh yang sedang mempermasalahkan huruf yang satu dengan yang lain, padahal sipenulis sudah hafidh dan menguasai bunyi dan makna apa yang dia tulis namun siorang ini tidak tahu tentang perbedaan arti dan fungsi antara "Apa yang menjadi isi hati kemudian digemakan dalam ucapan dan menjelma menjadi bentuk tulisan" dengan "bentuk tulisan".hasilnya siorang bodoh ini meraba raba.

Lihatlah orang bodoh ini kelihatan bingung membedakan apakah itu bunyi "nun"(si penulis sudah tau itu adalah bunyi "nun")ataukah bunyi"ra",namun sipenulis menulis seperti huruf"ra(menurut kesadaran orang sekarang)",karena penulis belum mendapatkan banyak perbedaan perbedaan huruf dari arti arti bunyi yang sudah dia hafal sebelumnya.

Karena siorang bodoh ini masih dalam tahap meraba raba,dia menganggap apa yang dia lihat dalam tulisan tersebut sangat membuka kemungkinan kemungkinan perubahan makna dari apa apa yang ditulis penulis(sedangkan sipenulis menyadari apa yang ditulis itu adalah apa apa yang menjadi isi hatinya dan digemakan kedalam ucapan dan dijelmakannya menjadi bentuk tulisan).

Dari penjelasan diatas membuktikan bahwa bentuk tulisan bisa dianggap ada kemungkinan terjadi perubahan makna bagi"sipembaca",tetapi tidak bagi "Sipenulis".

Berikut ini saya ajukan bukti bukti yang masih hangat dan terpercaya bahwa Bentuk dan gaya tulisan adalah hasil/aplikasi dari apa apa yang menjadi isi hati yang menggema kedalam ucapan dan menjelma menjadi bentuk tulisan,yang demikian belum tentu dipahami oleh "sipembaca" tapi telah dipahami oleh "sipenulis",walaupun sipenulis menggunakan tulisan dengan bahasa yang sama dengan "sipembaca".Berikut salinannya:
Maaf, anda menulis bahasa Indonesia tanpa mengikuti tatabahasa yang benar, saya membacanya saja harus mengulang 2 kali agar paham benar maksud anda.

Pusing beneran gw baca tulisan beliau..
Gimana mau berdiskusi soal bahasa?

Adalah penting untuk menulis agar mudah dibaca, agar yang mengikuti diskusi dapat memahami dengan baik.
Ya silahkan dilanjutkan.

Maaf, saya tidak menangkap maksud anda dengan copy paste 4 ayat di atas. Dapatkah anda lebih jelas menuliskan maksud dan kaitannya ?

Tulisan yang bersifat subyektif adalah tulisan yang memuat "ini" dan "itu", tetapi tidak dapat menunjukan dalil yang tepat untuk mendukung "ini" dan "itu" tulisannya.

Jadi "Tulisan yang bersifat subjektif"=Tulisan yang bersifat menurut maunya sipenulis=menurut kemauannya sendiri,karena dia sebagai subjectnya."Object"=yang ditentukan(menjadi yang mengikuti),dalam hal ini adalah"Object yang dijelaskan dalam tulisan".

Dengan membaca tulisan anda, (maaf) sejujurnya saya sangat kasihan, jika memang benar anda memiliki murid.

Guru yang tidak paham pelajaran 3 SD ini melihat bahwa kalimat"Jenis khabar itu antara lain "dari"isim fa`il,maf`ul,sifat,na`at dan man`ut"diplintir" menjadi kalimat"
jenis khabar itu antara lain "adalah" kata sifat na'at man'ut

Dengan semua kalimat yang jelas berbahasa Indonesia, semoga saja anda tidak sulit mencernanya. ( serius ini bukan ejekan .... )

Saran saya adalah seperti yang sudah saya tuliskan untuk anda dalam thread lain.
Hanya diri anda yang dapat menolong diri sendiri agar "mau pandai" mencerna tulisan orang lain.


Masih bertumpuk tumpuk lagi fakta fakta di FFI ini yang menunjukkan bahwa,bentuk dan gaya tulisan dari sipenulis, dapat mempengaruhi pemahaman sipembaca terhadap tulisan tersebut,walaupun sipenulis menggunakan bahasa yang sudah dikenal oleh sipembaca dan sudah lebih dulu memahami.

Kesimpulan:
- Bentuk tulisan adalah hasil dari aplikasi isi hati yang menggema kedalam ucapan(dalam hal ini adalah alquran ---> satu ilmu yang diturunkan ALLAH melalui jibril yang menjadi isi hati Rasul muhammad dan menggema menjadi ucapannya)yang kemudian dijelmakan kedalam bentuk teknis tulisan.
- Sudah tentu terjadi perubahan perubahan teknis dalam menumpahkan kedalam bentuk tulisan tanpa merubah makna atau menghilangkan bunyi,agar mudah dipahami sipembaca.
-Gambar diatas sekaligus membuktikan bahwa alquran aslinya bukan berbahasa arab dan tidak diturunkan dalam bentuk tulisan.

Salam bagi semua yang tahan berfikir secara mendalam dan Objectif... [-( [-( [-( :drinkers: :drinkers: :drinkers:
by HILLMAN » Wed Oct 13, 2010 2:23 pm  
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "wujud" huruf dalam Quran sebagai sebuah bacaan. Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .

Tulisan saya ini adalah sebuah contoh sederhana rekonstruksi kebingungan yang tercatat dalam literatur-literatur Islam, bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti bukan saya yang bingung.

Membaca tulisan anda yang terakhir, saya membayangkan sebuah firman yang tertulis nyata dalam Quran yaitu “dengan bahasa Arab yang jelas”, dapat dengan semena-mena anda katakan bahwa Quran bukan bahasa Arab.

Saya tidak ingin menanggapi kebingungan anda mengenai bahasa Arab atau bukan Arab, anda tentukan saja sendiri.

Mengenai latar belakang bahasan "marra amara" dan "man aamana" persilahkan anda membaca kitab Tarikh Thabari karya Abu Ja'far Muhammad ibnu Jarir ibnu Yazid ath’Thabari, saya kutipkan

'Ya'kub bin Ibrahim berkata kepadaku: Ibn 'Ulyah menceritakan kepadaku: Ayyub mengatakan kepadaku: bahwa Abu Qalabah berkata: Pada masa kekahlifahan Usman telah terjadi seorang guru qiraat mengajarkan qiraat seseorang, dan guru qiraat lain mengajarkan qiraat pada orang lain. Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: 'sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu, dan hal itu akhirnya sampai pada khalifah Usman. Maka ia berpidato: 'Kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan salah dalam membaca Qur'an. Penduduk yang jauh dari kami tentu lebih besar lagi perselisihan dan kesalahannya. Bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman) saja!'


Perhatikan kalimat “Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: ''sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu,”

Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat saja membuat para anak murid dan guru mereka mengkafirkan satu sama lain, jadi apakah sang guru tidak membaca langsung dalam tulisan aslinya saat mengajar muridnya ? Lalu kemanakah yang dimaksud ditanam di dada mereka ?

Ini adalah sebuah upaya penelusuran “penyebab” perbedaan yang membuat prilaku "kafir mengkafirkan" antara mereka yang "berilmu", yang akhirnya dapat bermuara pada perbedaan membaca huruf "marra amara" dan "man aamana" bukan ?

Salam bagi semua yang berpikir.

by HILLMAN » Wed Oct 13, 2010 9:15 pm
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir manusia yang ada dalam "halusinasi kemujizatan" ajaran ini.

Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana, sudah demikian banyak kemungkinan-kemungkinan perbedaan makna dari yang tertulis dalam Quran modern saat ini.

Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan isi Quran akan sangat jauh berbeda dengan yang ada sekarang.

Salam bagi semua orang yang berpikir.


by pusing » Thu Oct 14, 2010 2:13 pm 
          HILLMAN wrote:
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "wujud" huruf dalam Quran sebagai sebuah bacaan. Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .

Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "Wujud Kandungan makna"dalam bunyi alquran yang ditumpahkan menjadi bentuk teknis tulisan.Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .
          HILLMAN wrote:
Tulisan saya ini adalah sebuah contoh sederhana rekonstruksi kebingungan yang tercatat dalam literatur-literatur Islam, bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti bukan saya yang bingung.


Tulisan tulisan anda adalah rangkuman rangkuman sederhana dari hasil copi paste atau scan scan rekonstruksi kebingungan anda karena tidak memahami alquran sebagai satu Ilmu dari Allah yang diturunkan kepada Para rasulNya, yang copi paste/scan scan tersebut diambil sebagai dasar dasar yang menentukan benar salahnya alquran,dan alquran anda jadikan sebagai object bahasan menurut literatur-literatur Islam, hasilnya anda menyimpulkan begini:"bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti anda lah yang bingung.

           HILLMAN wrote:  
Membaca tulisan anda yang terakhir, saya membayangkan sebuah firman yang tertulis nyata dalam Quran yaitu “dengan bahasa Arab yang jelas”, dapat dengan semena-mena anda katakan bahwa Quran bukan bahasa Arab.
.
Dapatkah anda mempertanggung jawabkan kebenaran terjemahan tersebut,dan terjemahan yang ada sekarang dihadapan ribuan ayat ayat alquran yang integratif ,yang nanti saya akan ajukan, dengan disiplin ilmu manapun yang anda dapat waktu kuliah??Siapakah yang semena mena??Atau jangan jangan anda mengidap penyakit "Taklid buta"??

Saya sudah menguraikan dalam trhead lain dengan singkat padat dan jelas sampai kepada kesimpulan bahwa Bahasa alquran bukan bahasa arab yang aduk adukan.
Fakta dari ayat dibawah ini bisa anda lihat di kenyataan yang terjadi sekarang.Faktual,selalu hangat,dan selalu terpercaya.

الأَعرابُ أَشَدُّ كُفرًا وَنِفاقًا وَأَجدَرُ أَلّا يَعلَموا حُدودَ ما أَنزَلَ اللَّهُ عَلىٰ رَسولِهِ

Orang-orang Arab seumumnya itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.(9;97)
           HILLMAN wrote:
Saya tidak ingin menanggapi kebingungan anda mengenai bahasa Arab atau bukan Arab, anda tentukan saja sendiri.

Agree, dengan catatan kata "anda"diatas merujuk kepada anda sendiri.
          HILLMAN wrote: 
Mengenai latar belakang bahasan "marra amara" dan "man aamana" persilahkan anda membaca kitab Tarikh Thabari karya Abu Ja'far Muhammad ibnu Jarir ibnu Yazid ath’Thabari
Silahkan anda tumpuk tarikh thabari,tarikat naksabandiyyah,tarikan tarikan yang lain keforum ini yang anda jadikan sebagai dasar untuk menghujat alquran,Insya Allah saya dengan sabar akan mengajukan juga ayat ayatnya dengan segala keterbatasan saya.
          HILLMAN wrote: 
Ya'kub bin Ibrahim berkata kepadaku: Ibn 'Ulyah menceritakan kepadaku: Ayyub mengatakan kepadaku: bahwa Abu Qalabah berkata: Pada masa kekahlifahan Usman telah terjadi seorang guru qiraat mengajarkan qiraat seseorang, dan guru qiraat lain mengajarkan qiraat pada orang lain. Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: 'sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu, dan hal itu akhirnya sampai pada khalifah Usman. Maka ia berpidato: 'Kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan salah dalam membaca Qur'an. Penduduk yang jauh dari kami tentu lebih besar lagi perselisihan dan kesalahannya. Bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman) saja!'
          HILLMAN wrote: 
Perhatikan kalimat “Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: ''sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu,”

Anda tentu masih menduga menduga bukan yang diperselisihkan itu bentuk "tulisannya" ataukah "maknanya".
          HILLMAN wrote:     
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat saja membuat para anak murid dan guru mereka mengkafirkan satu sama lain, jadi apakah sang guru tidak membaca langsung dalam tulisan aslinya saat mengajar muridnya ? Lalu kemanakah yang dimaksud ditanam di dada mereka ?

Pahamkah anda bahwa istilah قِراَءَةٌ dari pembentukan:
قَرَاَ - يَقْرَؤُ - قُرْءٰناً وَ قِراَءَةً = نَطَقَ بِالْمَكْتُوْبِ اَوْ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ ,artinya mempercakapkan apa yang dibaca, atau pandangan yang dibaca, berbalik menjadi pandangan pembaca = membentuk pandangan menurut apa yang dibaca.
Tentu anda masih menduga duga bukan, yang diperselisihkan itu "tulisan "marra amara" atau "man aamana" atau kah "makna dari apa yang dibunyikan"??
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat (bentukan pandangan menurut apa yang dibaca)saja membuat para anak murid dan guru mereka bahkan sesama umat islam mengkafirkan satu sama lain.
           HILLMAN wrote:  
Ini adalah sebuah upaya penelusuran “penyebab” perbedaan yang membuat prilaku "kafir mengkafirkan" antara mereka yang "berilmu", yang akhirnya dapat bermuara pada perbedaan membaca huruf "marra amara" dan "man aamana" bukan ?

Ini adalah sebuah upaya pemutar balikkan Ajaran Allah menurut pola rasulullah menjadi bathil yang dengan perbedaan pengucapan "man aamana" menjadi "marra amara"akan mengakibatkan susunan ayat ayat baik bahasa maupun makna secara keseluruhan tidak itegratif.

Kenyataan faktual seluruh umat islam didunia membunyikan "man aamana"dalam kontekstual kalimat keseluruhannya adalah tidak membunyikan "marra amara",atau sebaliknya,kalau pun ada dalam alquran bunyi "marra amara"dalam kontekstual kalimatnya,sudah tentu tidak membunyikannya "man aamana".
           HILLMAN wrote:
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir manusia yang ada dalam "halusinasi kemujizatan" ajaran ini.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir anda yang ada dalam "Subjectifisme"terhadap ajaran ini.
          HILLMAN wrote: 
Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana, sudah demikian banyak kemungkinan-kemungkinan perbedaan makna dari yang tertulis dalam Quran modern saat ini.

Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana tidak dapat menghasilkan kesimpulan bahwa alquran itu berubah,karena Kesimpulan didapat dari susunan persoalan dalam keseluruhan yang bulat.
          HILLMAN wrote: 
Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan isi Quran akan sangat jauh berbeda dengan yang ada sekarang.

Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan kita akan menemukan kalau terjadi kesalahan kesalahan susunan huruf,kata,kalimat dan makna yang tidak sesuai dengan susunan makna dari bunyi/suara asalnya.Dari itu bisa disusun menurut makna dari Bunyi/suara asalnya yang tidak berubah.


Sebagai penutup,bolehkah saya mengajukan tulisan begini:

أَفَلا يَتَدَبَّرونَ القُرءانَ ۚ وَلَو كانَ مِن عِندِ غَيرِ اللَّهِ لَوَجَدوا فيهِ اختِلٰفًا كَثيرًا
Maka apakah mereka tidak memikirkan Al Qur'an secara mendalam? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak prihal isinya.(4;82)

Karena bung hillman tidak memahami ayat tersebut,tidak mempunyai kemampuan ilmiyyah dan dengki terhadap Ajaran Allah ini,maka bung hillman terpaksa mengajukan scan scan dan copy paste yang ada diperpustakaan luar biasa(kata dia) yaitu Internet sebagai dasar dasar untuk membantai habis Ajaran Allah ini sampai keakar akarnya.yang demikian juga menjadikan alquran sebagai object bahasan dengan subjectnya adalah dia dan scan scan,copi pastenya.


Sungguh nikmat kalau punya tuhan banyak....:butthead: :butthead: :butthead:

Salam bagi semua orang yang berfikir mendalam dan mencintai alquran dengan sepenuh hati... :heart: :heart: :heart:

by HILLMAN » Fri Oct 15, 2010 2:22 pm 
Melihat tanggapan yang saya kutip diatas yang merupakan (maaf) sebuah rangkaian tulisan "emosional" yang menunjukan penyangkalan akal dan pikir terhadap kenyataan yang tidak dapat diterima oleh "halusinasi kemujizatan" milik penulisnya.

Dimana tidak ada kata lain yang sanggup dituliskan kecuali menjadi "BEO" dari tulisan saya yang dikutipnya, saya telah memberikan beberapa fakta yang dapat pembaca semua memeriksa kebenarannya berdasarkan literatur Islam itu sendiri bahwa tercatat dalam sejarah pemushafan Quran mengenai perbedaan makna akibat penulisan Quran yang carut marut.

Thread ini telah membuktikan bahwa Quran adalah sebentuk kitab yang mengalami perubahan yang luar biasa, bukan hanya harafiyah tetapi juga maknawiyah.
Jadi cukup anda bawakan saya bukti bahwa Quran tidak pernah berubah dari awal sampai kini.

Saya akan lanjutkan lagi pembahasan "mujizat huruf-huruf karet" dalam Quran, mohon sahabat-sahabat IFF tidak perlu melayani tulisan-tulisan tanpa akal yang dikeluarkan oleh "tamu" kita.

Salam bagi semua yang berpikir.

by pusing » Fri Oct 15, 2010 5:09 pm
Berarti anda salah dalam menilai tulisan yang saya ajukan.
Dengan saya sedikit mengutip tulisan anda satu persatu dan memutar balik kembali, berarti tulisan yang saya ajukan itu,mengembalikan kepada proporsi sebenarnya.

Mengenai istilah "mujizat"dapatkah anda menjelaskan arti istilah tersebut?
Maukah anda membuktikan:
Kalau anda sanggup memecahkan dan menjawab semua pertanyaan saya mengenai istilah"mujizat"dengan tepat menurut sumber istlah tersebut ,saya berjanji dihadapan Allah dan semua pembaca,saya akan mengatakan "saya adalah "beo",dan karena saya malu,saya akan berhenti berdiskusi diforum ini.

by HILLMAN » Sat Oct 16, 2010 9:05 am
Tuliskan saja apa yang anda inginkan, saya dengan senang hati menjamu anda.

Btw, mereka yang anda lecehkan ber-Tuhan banyak, tidak mencium sebuah batu mati yang diyakini umat sebagai "yaminullah" tangan "allah".

http://www.majalisna.com/w/hudmhussentl ... &CID=21836
Image

Warawiy’an Rasullullah shallahu alaihi wasalam anhu qala : ( al’hajar yaminullah fi ‏ardhi famin masihah masaha yad’ullah ) (10).

= Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, dan ia berkata: ( Hajar aswad adalah tangan kanan Allah dibumi, sungguh tanganNya yang memberikan pengampunan ) (10).

Salam bagi semua yang berpikir.
 
by pusing » Sat Oct 16, 2010 10:51 am
Ini belum membuktikan kalau anda sanggup memecahkan peristilahan didalam alquran dan hadits.
Sebaliknya justru anda sendiri membuktikan bahwa anda adalah pedagang buku buku agama dimester kampung melayu yang tidak dapat membuktikan kalau barang dagangannya itu lebih kuat dari pada alquran.
Dan juga sebagai pedagang,anda seharusnya mempromosikan dagangan anda yang satu sampai terjadi transaksi menurut perjanjian antara penjual dan pembeli, sebelum anda menyajikan barang dagangan anda yang lainnya.

Maaf,saya tidak mau menanggapi pedagang buku agama yang belum menguasai alquran ,sudah menyalahkan alquran..
Salam bagi semua pedagang buku agama dimester kampung melayu yang berfikir mendalam.... :heart: :heart: :heart: 
  Kebagian: 1 2 3 4 5
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: