يّ - "Ya" bertasdid diakhir Isim jamid nakirah.  Bagian 9
Ke Bagian : 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13

by HILLMAN » Tue Dec 14, 2010 11:55 pm
Sungguh isapan jempol telah membuat kepala anda menjadi besar, saya tunjukan mengapa saya enggan menanggapi isapan-isapan jempol anda.

Secara singkat, padat dan jelas, saya perlihatkan pada anda dimulai dari "dasar" bagaimana "kepintaran ilmiah" anda.

1. Arti kata لُجٌّ

Kata لُجٌّ - lujjun = depth , abyss = dalam , kedalaman tanpa dasar.

http://www.ericlevy.com/revel/bdb/bdb/12/lam42.html
Image

Apakah Kata لُجٌّ - lujjun = LUAS ? Paham ?


2. Kaidah ISIM

Dipersilahkan membaca buku pelajaran paling dasar dari bahasa Arab.

Image

Apakah عَرَبِيًّا - 'arabiyyan bukan ISIM ? Paham ?


3. Kaidah I’rab قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan

Dimana قُرْآنًا – quraanan dengan fathah tanwin adalah maushuf dan عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dengan fathah tanwin adalah sifah, di’irab nashab karena kata idhafat sifah maushuf ini menjadi isim manshub dari taukid ان – inna.

Kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan, merupakan bentukan murakkab dari dua buah isim menjadi satu isim tunggal baru yaitu “bacaan orang-orang Arab”.

Salah satu contoh kata idhafat yang sebangun adalah kata صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ – siratan mustaqiman - jalan lurus.

Perhatikan kata جَعَلْنَاهُ - ja'alnaaHU - jadikan DIA, yang dituliskan sebelum kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan.

Kata هُ - HU - DIA adalah kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, yang memberikan penjelasan dengan tegas bahwa kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan adalah sebuah ISIM TUNGGAL.

Jadi hanya isapan jempol, jika kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan tersebut dipisahkan menjadi “bahasa Al Quran serumpun dengan bahasa Arab” seperti syahwat anda.

Apakah anda akan menuliskan "sarana JALAN serumpun dengan sarana LURUS" ? Paham ?



Salam bagi semua orang yang berpikir.


Tambahan untuk sahabat-sahabat IFF yang berpikir, perhatikan redaksi kalimat surah Az Zukhruf ayat 3 ini :

إنا - innaa = sesungguhnya Kami
جعلنه - ja'alnaaHU = jadikan DIA, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin.
قرءنا - qur-aanan = bacaan
عربيا - 'arabiyyan = orang-orang Arab
لعلكم - la'allakum = agar kamu
تعقلون - ta'qiluunaa = mengerti

by pusing » Wed Dec 15, 2010 5:11 pm
Sebelum orang yang sedang menghisap jempol menanggapi. Tolong dulu dijawab pertanyaan dibawah ini.

-Anda belum menjelaskan mengenai hukum "ya" bertasdid (bukan "ya" tanpa tasdid)pada ayat tersebut?
- Apakah sama "Ya" nisbah dengan "ya" mutakallim, jelaskan alasannya. :lol:
-Apakah sifat maushuf bisa menjadi mudhaf wa mudahf ilaihi (majemuk)tanpa ada awaamil(penyebab perubahan)??

Monggo... :lol:         


by HILLMAN » Fri Dec 17, 2010 10:52 am
HILLMAN wrote:Sungguh isapan jempol telah membuat kepala anda menjadi besar, saya tunjukan mengapa saya enggan menanggapi isapan-isapan jempol anda.

Secara singkat, padat dan jelas, saya perlihatkan pada anda dimulai dari "dasar" bagaimana "kepintaran ilmiah" anda.

1. Arti kata لُجٌّ

Kata لُجٌّ - lujjun = depth , abyss = dalam , kedalaman tanpa dasar.

http://www.ericlevy.com/revel/bdb/bdb/12/lam42.html
Image

Apakah Kata لُجٌّ - lujjun = LUAS ? Paham ?


2. Kaidah ISIM

Dipersilahkan membaca buku pelajaran paling dasar dari bahasa Arab.

Image

Apakah عَرَبِيًّا - 'arabiyyan bukan ISIM ? Paham ?


3. Kaidah I’rab قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan

Dimana قُرْآنًا – quraanan dengan fathah tanwin adalah maushuf dan عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dengan fathah tanwin adalah sifah, di’irab nashab karena kata idhafat sifah maushuf ini menjadi isim manshub dari taukid ان – inna.

Kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan, merupakan bentukan murakkab dari dua buah isim menjadi satu isim tunggal baru yaitu “bacaan orang-orang Arab”.

Salah satu contoh kata idhafat yang sebangun adalah kata صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ – siratan mustaqiman - jalan lurus.

Perhatikan kata جَعَلْنَاهُ - ja'alnaaHU - jadikan DIA, yang dituliskan sebelum kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan.

Kata هُ - HU - DIA adalah kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, yang memberikan penjelasan dengan tegas bahwa kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan adalah sebuah ISIM TUNGGAL.

Jadi hanya isapan jempol, jika kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan tersebut dipisahkan menjadi “bahasa Al Quran serumpun dengan bahasa Arab” seperti syahwat anda.

Apakah anda akan menuliskan "sarana JALAN serumpun dengan sarana LURUS" ? Paham ?



Salam bagi semua orang yang berpikir.


Tambahan untuk sahabat-sahabat IFF yang berpikir, perhatikan redaksi kalimat surah Az Zukhruf ayat 3 ini :

إنا - innaa = sesungguhnya Kami
جعلنه - ja'alnaaHU = jadikan DIA, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin.
قرءنا - qur-aanan = bacaan
عربيا - 'arabiyyan = orang-orang Arab
لعلكم - la'allakum = agar kamu
تعقلون - ta'qiluunaa = mengerti


pusing wrote:Sebelum orang yang sedang menghisap jempol menanggapi. Tolong dulu dijawab pertanyaan dibawah ini.

-Anda belum menjelaskan mengenai hukum "ya" bertasdid (bukan "ya" tanpa tasdid)pada ayat tersebut?
- Apakah sama "Ya" nisbah dengan "ya" mutakallim, jelaskan alasannya. :lol:
-Apakah sifat maushuf bisa menjadi mudhaf wa mudahf ilaihi (majemuk)tanpa ada awaamil(penyebab perubahan)??

Monggo... :lol:


:rofl:

Ngalor ngidul ber-propaganda sambil menghisap jempol sampai kepala "membesar", tetapi setelah ditunjukan malah menghindar dengan berbagai alasan..... :lol:

Salam bagi semua orang yang berpikir tanpa pusing, resah dan gelisah.


Ke Bagian : 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


2 komentar:

Anonymous mengatakan...

saya sebagai orang awam, nggak ngerti nahu sharaf, baca qur'an yang sudah jadi aja, kalau baca diskusi ini, semua menyatakan paling benar, untuk tahu yang objektiv benar itu seperti apa?

RATTIL QURAN mengatakan...

Secara sederhana saya akan coba menjelaskan.
Kata"objectif"--? berasal dari kata "object" yang berarti "sasaran" atau "yang ditentukan". Objectif(adj)bersifat mengenai sasaran apa adanya tanpa memihak.
Sesuatu dikatakan benar / objectif kalau:
1. Objectnya dipandang dan dinilai dari satu sudut yaitu dari sudut pencipta keterangan dan pencipta object itu sendiri. Bersifat tetap dan seluruhnya mengenai object tersebut. Dengan perkataan lain adalah harus jelas, Tetap dan menentu yaitu dari sudut keterangan pencipta object itu sendiri sebagai penjelasnya.

2. Rangkaian penjelasan mengenai object tersebut tersusun teratur, Bulat dan menyeluruh meliputi inti, rincian satu persatu dan kesimpulan.

3. Rangkaian penjelasan mengenai object tersebut dapat dibuktikan / dianalisa uraiannya atau ada kenyataannya.


4. Pas / tepat antara point point diatas dengan keberadaan / kenyataan object yang dimaksud.

Note: Barangkali ada kesalahan yang saya tidak tau atau ingin menambahkan kesempurnaannya, Dipersilahkan.

يّ - "Ya" bertasdid diakhir Isim jamid nakirah. Bagian 9

Ke Bagian : 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13

by HILLMAN » Tue Dec 14, 2010 11:55 pm
Sungguh isapan jempol telah membuat kepala anda menjadi besar, saya tunjukan mengapa saya enggan menanggapi isapan-isapan jempol anda.

Secara singkat, padat dan jelas, saya perlihatkan pada anda dimulai dari "dasar" bagaimana "kepintaran ilmiah" anda.

1. Arti kata لُجٌّ

Kata لُجٌّ - lujjun = depth , abyss = dalam , kedalaman tanpa dasar.

http://www.ericlevy.com/revel/bdb/bdb/12/lam42.html
Image

Apakah Kata لُجٌّ - lujjun = LUAS ? Paham ?


2. Kaidah ISIM

Dipersilahkan membaca buku pelajaran paling dasar dari bahasa Arab.

Image

Apakah عَرَبِيًّا - 'arabiyyan bukan ISIM ? Paham ?


3. Kaidah I’rab قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan

Dimana قُرْآنًا – quraanan dengan fathah tanwin adalah maushuf dan عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dengan fathah tanwin adalah sifah, di’irab nashab karena kata idhafat sifah maushuf ini menjadi isim manshub dari taukid ان – inna.

Kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan, merupakan bentukan murakkab dari dua buah isim menjadi satu isim tunggal baru yaitu “bacaan orang-orang Arab”.

Salah satu contoh kata idhafat yang sebangun adalah kata صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ – siratan mustaqiman - jalan lurus.

Perhatikan kata جَعَلْنَاهُ - ja'alnaaHU - jadikan DIA, yang dituliskan sebelum kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan.

Kata هُ - HU - DIA adalah kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, yang memberikan penjelasan dengan tegas bahwa kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan adalah sebuah ISIM TUNGGAL.

Jadi hanya isapan jempol, jika kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan tersebut dipisahkan menjadi “bahasa Al Quran serumpun dengan bahasa Arab” seperti syahwat anda.

Apakah anda akan menuliskan "sarana JALAN serumpun dengan sarana LURUS" ? Paham ?



Salam bagi semua orang yang berpikir.


Tambahan untuk sahabat-sahabat IFF yang berpikir, perhatikan redaksi kalimat surah Az Zukhruf ayat 3 ini :

إنا - innaa = sesungguhnya Kami
جعلنه - ja'alnaaHU = jadikan DIA, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin.
قرءنا - qur-aanan = bacaan
عربيا - 'arabiyyan = orang-orang Arab
لعلكم - la'allakum = agar kamu
تعقلون - ta'qiluunaa = mengerti

by pusing » Wed Dec 15, 2010 5:11 pm
Sebelum orang yang sedang menghisap jempol menanggapi. Tolong dulu dijawab pertanyaan dibawah ini.

-Anda belum menjelaskan mengenai hukum "ya" bertasdid (bukan "ya" tanpa tasdid)pada ayat tersebut?
- Apakah sama "Ya" nisbah dengan "ya" mutakallim, jelaskan alasannya. :lol:
-Apakah sifat maushuf bisa menjadi mudhaf wa mudahf ilaihi (majemuk)tanpa ada awaamil(penyebab perubahan)??

Monggo... :lol:         


by HILLMAN » Fri Dec 17, 2010 10:52 am
HILLMAN wrote:Sungguh isapan jempol telah membuat kepala anda menjadi besar, saya tunjukan mengapa saya enggan menanggapi isapan-isapan jempol anda.

Secara singkat, padat dan jelas, saya perlihatkan pada anda dimulai dari "dasar" bagaimana "kepintaran ilmiah" anda.

1. Arti kata لُجٌّ

Kata لُجٌّ - lujjun = depth , abyss = dalam , kedalaman tanpa dasar.

http://www.ericlevy.com/revel/bdb/bdb/12/lam42.html
Image

Apakah Kata لُجٌّ - lujjun = LUAS ? Paham ?


2. Kaidah ISIM

Dipersilahkan membaca buku pelajaran paling dasar dari bahasa Arab.

Image

Apakah عَرَبِيًّا - 'arabiyyan bukan ISIM ? Paham ?


3. Kaidah I’rab قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan

Dimana قُرْآنًا – quraanan dengan fathah tanwin adalah maushuf dan عَرَبِيًّا - 'arabiyyan dengan fathah tanwin adalah sifah, di’irab nashab karena kata idhafat sifah maushuf ini menjadi isim manshub dari taukid ان – inna.

Kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan, merupakan bentukan murakkab dari dua buah isim menjadi satu isim tunggal baru yaitu “bacaan orang-orang Arab”.

Salah satu contoh kata idhafat yang sebangun adalah kata صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ – siratan mustaqiman - jalan lurus.

Perhatikan kata جَعَلْنَاهُ - ja'alnaaHU - jadikan DIA, yang dituliskan sebelum kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan.

Kata هُ - HU - DIA adalah kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, yang memberikan penjelasan dengan tegas bahwa kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan adalah sebuah ISIM TUNGGAL.

Jadi hanya isapan jempol, jika kata idhafat sifah maushuf قُرْآنًا عَرَبِيًّا - quraanan 'arabiyyan tersebut dipisahkan menjadi “bahasa Al Quran serumpun dengan bahasa Arab” seperti syahwat anda.

Apakah anda akan menuliskan "sarana JALAN serumpun dengan sarana LURUS" ? Paham ?



Salam bagi semua orang yang berpikir.


Tambahan untuk sahabat-sahabat IFF yang berpikir, perhatikan redaksi kalimat surah Az Zukhruf ayat 3 ini :

إنا - innaa = sesungguhnya Kami
جعلنه - ja'alnaaHU = jadikan DIA, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin.
قرءنا - qur-aanan = bacaan
عربيا - 'arabiyyan = orang-orang Arab
لعلكم - la'allakum = agar kamu
تعقلون - ta'qiluunaa = mengerti


pusing wrote:Sebelum orang yang sedang menghisap jempol menanggapi. Tolong dulu dijawab pertanyaan dibawah ini.

-Anda belum menjelaskan mengenai hukum "ya" bertasdid (bukan "ya" tanpa tasdid)pada ayat tersebut?
- Apakah sama "Ya" nisbah dengan "ya" mutakallim, jelaskan alasannya. :lol:
-Apakah sifat maushuf bisa menjadi mudhaf wa mudahf ilaihi (majemuk)tanpa ada awaamil(penyebab perubahan)??

Monggo... :lol:


:rofl:

Ngalor ngidul ber-propaganda sambil menghisap jempol sampai kepala "membesar", tetapi setelah ditunjukan malah menghindar dengan berbagai alasan..... :lol:

Salam bagi semua orang yang berpikir tanpa pusing, resah dan gelisah.


Ke Bagian : 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

Anonymous mengatakan...

saya sebagai orang awam, nggak ngerti nahu sharaf, baca qur'an yang sudah jadi aja, kalau baca diskusi ini, semua menyatakan paling benar, untuk tahu yang objektiv benar itu seperti apa?

RATTIL QURAN mengatakan...

Secara sederhana saya akan coba menjelaskan.
Kata"objectif"--? berasal dari kata "object" yang berarti "sasaran" atau "yang ditentukan". Objectif(adj)bersifat mengenai sasaran apa adanya tanpa memihak.
Sesuatu dikatakan benar / objectif kalau:
1. Objectnya dipandang dan dinilai dari satu sudut yaitu dari sudut pencipta keterangan dan pencipta object itu sendiri. Bersifat tetap dan seluruhnya mengenai object tersebut. Dengan perkataan lain adalah harus jelas, Tetap dan menentu yaitu dari sudut keterangan pencipta object itu sendiri sebagai penjelasnya.

2. Rangkaian penjelasan mengenai object tersebut tersusun teratur, Bulat dan menyeluruh meliputi inti, rincian satu persatu dan kesimpulan.

3. Rangkaian penjelasan mengenai object tersebut dapat dibuktikan / dianalisa uraiannya atau ada kenyataannya.


4. Pas / tepat antara point point diatas dengan keberadaan / kenyataan object yang dimaksud.

Note: Barangkali ada kesalahan yang saya tidak tau atau ingin menambahkan kesempurnaannya, Dipersilahkan.