by pusing » Mon Dec 06, 2010 1:20 am
HILLMAN wrote:@Mas Resah dan gelisah.
Tulisan saya adalah sebuah tulisan sederhana tanpa perlu kelihatan "canggih" apalagi jika dilandasi dengan sifat riya, tetapi (alhamdulillah) cukup menjelaskan bagi semua orang yang mau berpikir dengan contoh-contoh aplikasi kalimat yang berkaitan dengan bahasan.
Saya pikir tulisan saya ini memang merupakan fakta, karena anda sendiri memilih tidak menjawab dan (maaf jika) saya katakan karena memang anda tidak dapat membantah fakta tersebut.
Salah satu contoh mengenai kata إسلامي - 'islamy. Jika anda membaca kalimat ini ملابس إسلامي - malabis 'islamy = busana islami, maka semua orang yang berpikir akan memaknai kalimat tersebut sebagai "busana yang mengikuti aturan secara Islam".
Apakah anda akan setuju jika ada segelintir orang yang memaknai kalimat itu sebagai "busana yang hanya serumpun dengan Islam, tetapi bukan busana Islami seutuhnya"
http://www.google.co.id/images?q=%D9%85 ... =id&tab=wi
Paham ?
Anda tentu dapat membaca bagaimana kaidah "ya" nisbah yang di pahami secara ngawur oleh beberapa gelintir orang dalam upaya menghindari BATU UJI TATA BAHASA ARAB terhadap Al Quran dan saya (insyaAllah) telah menunjukan secara gamblang contoh penggunaan dan makna "ya" nisbah menurut qawaid yang benar tentang Al Quran adalah sebuah karya dalam aturan tata bahasa Arab, tentunya berdasarkan contoh aplikasi kaidah "ya" nisbah tersebut.
InsyaAllah bermanfaat bagi semua orang yang mau berpikir.
Wassalam.
Anda tidak paham tentang penggunaan "ya" nisbah, Tetapi memberi kesan bahwa andalah yang paling paham.
Anda juga tidak tahu cara menggunakan sebuah kata benda yang belum menyatu dengan kalimat, atau cara membunyikan perubahan sebuah kata benda didalam kalimat dengan harokat yang benar, ketika kata benda tersebut telah masuk dan mengalami perubahan oleh suatu sebab didalam kalimat, tetapi anda memberi kesan seolah olah sudah menguasai teori bentuk kalimat (nahwu).
Perhatikan penjelasan berikut:
Melihat kalimat dengan huruf gundul seperti ملابس إسلامي - malabis 'islamy, apalagi kalimat tersebut berdiri sendiri, dalam arti belum menghadapi kata atau kalimat lain, baik sebelum ataupun sesudahnya. Maka pemberian harokat/baris yang benar menurut aturan tata bahasa alquran adalah dengan dua alternatif cara berkaitan kata tersebut. Namun sebelumnya kitapun menghadapi masalah yaitu pada kata إسلامي. Dimana otak anda sudah miring dan berani mengklaim kalau Al Quran adalah sebuah karya dalam aturan tata bahasa Arab, Yang pada kenyataannya Alquran yang sedang anda paksakan untuk mengikuti aturan tata bahasa arab itu, tidaklah ada aturan penggunaan huruf يّ - "ya" bertasdid ("Ya"nisbah), mengakhiri kata benda yang bukan Isim jamid yang nakirah, seperti contohnya kata اِسْلَامٌ - Islaamun/Islam.
Maka, dari kemiringan otak anda, selanjutnya kita luruskan dengan menggunakan aturan tata bahasa alquran sebagai berikut:
1.Menjadikannya sebagai sebuah kata majemuk(mudhaaf wa mudhaaf ilaih), yaitu
مَلَابِسُ اسْلَامِيَّةٍ - malaabisus laamiyyatin, yang artinya = busana islam.
atau
مَلَابِسُ اسْلَامٍ - malaabisus laamin yang artinya sama yaitu = busana islam.
Atau bisa juga
مَلَابِسُ اسْلَامِيْ - malaabisus laamiy, yang artinya = Busana islamku
2.Menjadikannya na`at man`ut, yaitu
مَلَابِسٌ اِسلَامِيَّةٌ - malaabisun islaamiyyatun, yang artinya = busana yang bernuansa keislaman.
Atau bisa juga
مَلَابِسٌ اِسْلَامٌ - malaabisun islaamun, yang artinya sama yaitu = busana yang bernuansa keislaman.
Dengan demikian menjadi terbukti kembali kalau anda sedang memaksakan huruf "YA" yang tidak berharokat tasdid menjadi bahasan tentang huruf "YA" yang berharokat tasdid.
Hal tersebut didasari dari melihat hasil kata ملابس إسلامي yang anda jadikan penelusuran di search engine maka yang keluar adalah kata ملابس إسلامي yang huruf "YA" nya tidak berharokat tasdid. Selain itu yang keluar adalah kalimat ملابس اسلامية dimana kata اسلامية adalah kata sifat didalam kalimat dan tidak ada kaitannya dengan penggunaan huruf "YA" bertasdid ("YA" nisbah) diakhir kata benda, dimana kata benda tersebut menunjukkan kepada orang.
Akhirnya saya ulangi lagi, hendaknya anda teliti terlebih dahulu semua peci sebelum memakai satu peci, agar anda tidak menggunakannya miring karena kesempitan...

-
- by crese-tan » Tue Dec 07, 2010 4:51 pm
maaf oot bentar, apakah akhi sudah membaca PM saya ke akhi? kalau sudah, saya menunggu pencerahan akhi di email saya karena masalah yang saya tanyakan sangat penting sekali buat saya. terima kasih sebelumnya.
akhi pusing gak usah "pusing" dgn kafirun disini, gimanapun pinternya akhi akan ulumul Qur'an pasti tetap gak akan diterima oleh mereka kebenaran penjelasan akhi karena menurut mereka, akhi kan bukan orang arab dan gak akan lebih pinter dari orang arab karena Al-Qur'an ditulis dgn bahasa arab tentulah orang arab yang lebih menguasainya namun anehnya disisi lain mereka tanpa ragu-ragu akan menerima bulat-bulat apa yg ditafsirkan oleh "ustadz" mereka si hilman walaupun mereka juga tahu persis si hilman ini bukan orang arab bahkan juga kafir seperti mereka. jadi gak usah heranlah akhi ini udah typical mereka.
sekali lagi saya menunggu penjelasan akhi di email saya.
Jazakumullaahu khoir
Salam bagi semua yang berhati bersih mencari kebenaran...


by pusing » Wed Dec 08, 2010 2:04 pm


by HILLMAN » Fri Dec 10, 2010 6:43 pm
Hillman wrote:
Mas Resah, rupanya anda tidak dapat membedakan makna kata bahasa Arab di bawah ini :
Perbedaan antara kata إسلامي - 'islamy dengan kata إسلاميين - 'islamiyyin ?
Perbedaan antara kata عربي - 'araby dengan kata عَرَبِيٍّ - 'arabiyyin ?
Maaf, saya ragu anda dapat menjelaskan "ya" nisbah jika anda tidak dapat melihat perbedaan dari kata-kata bahasa Arab tersebut.
Mudah-mudahan pendapat saya salah, dan dipersilahkan anda menerangkan pada saya yang tidak paham bahasa Arab ini.
pusing wrote:Anda belum mengemukakan pendapat. kalimat diatas hanyalah sebuah pertanyaan mengenai perbedaan diantara dua buah kata benda.
Kata إسلامي - 'islamy dibentuk dari kata benda اِسْلَامٌ -Islaamun , kemudian digandeng dengan kata/huruf ي - "ya" yang menunjukkan "kepunyaan".
Dimana kata benda اِسْلَامٌ -Islaamun dibentuk dari kata kerja tiga huruf pokok tambahan satu yaitu اَسْلَمَ - يُسْلِمُ - اِسْلَامًا - aslama - yuslimu - islaaman, yang memiliki arti = Menyelamatkan.
Jadi gandengan dua bentuk tersebut menjadi kata إسلامي - 'islamy, yang memiliki arti = Islamku.
Selanjutnya maaf, untuk kata إسلاميين - 'islamiyyin, Alquran tidak mungkin memiliki kaedah/hukum untuk membunyikan kata benda seperti itu.
Entah dari antahberantah mana anda bisa menuliskan bentuk seperti itu.![]()
Salam bagi semua yang tidak mengajukan karangan bebas...![]()
Dengan membaca tulisan-tulisan komentar pengikut ajaran Islam tentang "absen"nya saya di forum ini, kita dapat lihat bagaimana syahwat triumpalist memang telah merasuki jiwa mereka.

Mohon maaf untuk sahabat-sahabat IFF semua, saya sempatkan diri untuk menanggapi teman kita yang satu ini.
@Pusing
Saya hanya menunjukan pada diri anda dan sahabat-sahabat semua, bagaimana segala upaya anda lakukan demi menghindari "BATU UJIAN TATABAHASA ARAB" untuk Al Quran, sehingga segala teori "isapan jempol" anda tuliskan dengan menistakan ilmu tatabahasa Arab dan kaidah-kaidahnya.
Sebuah contoh saya kutip dari tulisan "kosong" anda ini :
pusing wrote:Jadi gandengan dua bentuk tersebut menjadi kata إسلامي - 'islamy, yang memiliki arti = Islamku.
Anda rupanya memotong serta menjungkir balikan makna dan kaidah mengenai kata إسلامي - 'islamy hanya sesuai dengan syahwat anda.
Apakah anda tidak tahu jika penyandaran akhiran ي - ya, pada kata إسلام- Islam itu dimaksudkan sebagai al na’tu , artinya kata "islami" merupakan kata "penjelas jenis" yang memberikan penjelasan "golongan jenis" isim yang ada didepannya.
Dibawah ini adalah tulisan yang sudah anda kutip dan sebenarnya sudah sangat menjelaskan bagi orang yang berpikir (entahlah diri anda ?)

Kalimat ini ملابس إسلامي - malabis 'islamy = busana islami, dimana kata "busana" ini dijelaskan dengan kata "islami" sehingga kalimat itu bermakna "busana-busana yang masuk dalam (peraturan) golongan Islam".
Ingat..... bukan bermakna "Islam yang masuk dalam (peraturan) golongan BUSANA" atau "BUSANA yang serumpun dengan Islam". Saya tidak dapat membantah anda jika isapan jempol anda memang dimaksudkan bahwa "BUSANA" itu jenis agama yang serumpun dengan agama Islam

Hubungannya dengan kalimat بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِين - bilisaanin 'arabiyyin mubiinin = dengan lisan orang-orang Arab yang jelas, adalah bahwa dengan sangat jelas tertulis dalam Quran maupun kaidah tatabahasa bahwa kalimat لِسَانٍ عَرَبِيٍّ - lisaanin 'arabiyyin adalah bermakna "lisan/ucapan" yang masuk dalam (peraturan) masyarakat/golongan Arab, bukan "Arab yang masuk dalam (peraturan) golongan LISAN" atau LISAN itu jenis bahasa serumpun dengan bahasa Arab" seperti yang anda "pertahankan dengan membekukan otak".
Salam bagi semua orang yang berpikir.
3 komentar:
assalamua'alaikum,
alqur'an bagaikan pedang bermata 2,
tetapi lebih tepatnya alqur'an sebagai jalan hidup,
dan bukan malah kita perdebatkan.
bila telah cukup alqur'an menjadi jalan hidup kita, maka buat apa kita saling beradu argument dan ilmu mengenai siapa yang benar atau kurang benar???
musuh kita nyata, dan kewajiban kita memerangi musyrik, bukan saling tebas pedang sesama ummat menggunakan "ya nisbah".
bila itu yang sedang terjadi, kembalilah kita mengingat al baqarah ayat 4, dan sesama anda ucapkan "lakum dinukum, wa liyadin".
mohon maaf, bila salah penyampaian, namun islam yang anda kenal tidaklah disebarkan dengan saling menyerang aqidah sesama ummat rasulullah S.W.T.
ingatlah Ali R.A dan Mu'awiyah R.A.
terima kasih
wa`alaikum salam...
Peringatan anda sungguh sangat berharga bagi saya. Maaf kalau kekhawatiran terhadap satu orang ini(Hillman), Saya sangat berlebihan. Semula saya sangat khawatir ketika masuk dan membaca isi sittus tersebut. Semuanya penuh dengan fitnah terhadap kebenaran alquran. Mereka bukanlah pendukung islam atau agama yang lain. Tetapi mereka pengaduk aduk ajaran Allah MsrNya dan lebih jauh lagi, Dari sebuah sittus tersebut, Setiap hari selalu ada korban korban yang belum tahu apa apa sudah berbalik memusuhi alquran atau murtad. Awalnya karena alasan itulah saya bersikeras ingin mengcounter semua fitnah fitnah tersebut. Namun setelah melalui pengkajian lebih mendalam lagi, Saya sadar kalau sudah melanggar ayat washbir `alaa maa yaquuluuna wahjurhum hajron jamiilan ...wadzarnii walmukadzibiina...Ayat lainnya fadzarhum wama yaftaruun. dengan demikian, Sejak lama saya sudah memutuskan untuk meninggalkannya. Maka anggap saja hasil diskusi tersebut sebagai masa lalu saya yang patut menjadi gagasan saat ini untuk memperbaiki kedepan. Mengenai lanjut atau tidaknya Blog ini pun saya masih menunggu penjelasan penjelasan Ilmiah dari pembaca walaupun saya pribadi juga punya penjelasan sistimatik ayatnya. Mungkin dengan topik "efektifkah dakwah alquran Menurut sunnah rasul melalui media Internet??""...Mohon follow upnya...
..www.koreksinya.com... Wassalam
www.tambahan.com
Korelasi surat albaqarah ayat 4 dan lakum diinukum waliyadiin bukankah harus dipandang dari sudut ayat qad tabayyana rusydu minal gayyi. Artinya bagaimana bisa beriman dan menyatakan lakum diinikum waliyadin, kalau kedua belah pihak(kum dan ni) bukan yang bersudut sami`naa waatho`naa dan sami`naa wa `ashoinaa.
Sederhananya... lakum(yang sudah jelas = paham konsep syarr bagi dinukumya)waliyadii ni(yang sudah jelas = sudah memahami alquran bagi waliyadiini nya.
www.mohonkoreksi.com
Posting Komentar